Jakarta, KabarBerita.id — Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant berjanji akan berupaya memulangkan sandera dari Gaza. Hal itu disampaikan dalam kunjungannya ke AS pada Senin (24/6), dan bertemu kepala CIA Bill Burns yang ditunjuk untuk negosiasi pembebasan sandera.
Dalam kunjungan itu, ia juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Antony Blinken. Gallant juga mendesak kerja sama yang erat dengan Amerika Serikat setelah ketegangan dalam hubungan.
“Saya ingin menekankan bahwa komitmen utama Israel adalah mengembalikan para sandera, tanpa kecuali, ke keluarga dan rumah mereka,” kata Gallant sebelum memulai pertemuannya.
“Kami akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk memulangkan mereka,” ujarnya seperti diberitakan AFP, Senin (24/6).
Presiden Joe Biden pada 31 Mei menyusun rencana gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera, menjelang pembicaraan untuk mengakhiri perang.
Hamas, yang melancarkan konflik dengan menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, kembali menyampaikan tuntutannya, dan Amerika Serikat berharap kesenjangan tersebut dapat dijembatani.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam beberapa hari terakhir telah membuat kesal pemerintahan Biden dengan menuduh Washington mengurangi pengiriman senjata dan amunisi.
Di sisi lain, Netanyahu juga menghadapi protes besar yang menyerukan agar dia menerima kesepakatan tersebut dan menghentikan serangan ke Gaza.
Gallant mengambil pendekatan berbeda, dengan mengatakan, “Aliansi antara Israel dan Amerika Serikat, yang dipimpin oleh AS selama bertahun-tahun, sangat lah penting.”
“Selain militer Israel sendiri, hubungan kami dengan AS adalah elemen terpenting bagi masa depan kami dari sudut pandang keamanan,” katanya.
Biden, yang menghadapi kritik dari sejumlah pendukungnya atas dukungannya terhadap Israel, telah menahan pengiriman yang mencakup bom seberat 2.000 pon.
Namun, para pejabat AS mengatakan bahwa Washington tetap mempertahankan aliran senjatanya.
Gallant juga diperkirakan bakal bertemu Menteri Pertahanan Lloyd Austin di Washington bersama pejabat senior Gedung Putih Brett McGurk dan Amos Hochstein, yang fokus pada ketegangan di Lebanon.