Suriah, KabarBerita.id — Beberapa orang tua Suriah tak kuasa menahan air mata ketika mereka bertemu lagi baru-baru ini dengan putra mereka, yang telah diculik oleh anggota IS untuk dipekerjakan sebagai buruh kasar selam berbulan-bulan.
Warga Kota Kecil Al-Qarraratayn di Provinsi Homs di Suriah Tengah berkumpul, dan berusaha memulai hidup mereka dari puing-puing setelah IS memporak-porandakaan kota tempat tinggal mereka sebelum diusir tahun lalu.
Namun pada Septemer, petempur yang memakai topi hitam tersebut muncul lagi di kota kecil itu, dan membawa kegelapan bersama mereka.
Gerilyawan fanatik tersebut menyerbu rumah mereka dan membawa simpanan pasokan yang bisa mereka bawa. Lalu geriyawan itu mulai menangkapi pemuda dari rumah mereka di tengah teriaka para ibu dan ayah, tapi semua itu tampaknya tak meluluhkan hati gerilyawan.
Beberapa keluarga di kota kecil tersebut mengatakan seorang putra yag dibawa oleh IS berarti anak itu dapat dipastikan tewas, meskipun harapan mereka tak pernah mati. Mereka hidup bagai di neraka selama satu bulan, tanpa mengetahui apakah putra mereka masih hidup atau sudah meninggal.
Abu Diab, lelaki yang berusia 60-an tahun dari kota kecil tersebut, bercerita menngenai saat yang mengerikan ketika anggota IS menyerbu kota kecil itu untuk kedu kali pada malam 29 September, sebelum dikalahan lagi pada 21 Oktober.
“Kami tiba-tiba menyaksikan anggota organisasi tersebut (IS) aa lagi. Mereka membunuh dan menyembelih warga serta mengancurkan kota kecil ini dan membawa putra kami bersama mereka,” kata Abu Diab kepada Xinhua.
Selama 22 hari mereka menguasai kota kecil itu, petempur IS membunuh lebih dari 160 warga sipil, karena mereka tuduh menjadi pendukung pasukan pemerintah.
Sebagian orang dihukum mati di tempat terbuka dan warga menyaksikan peristiwa tersebut. Kuburan masssal korban belakangan digali ketika personel militer memasuki kota kecil itu sehingga keluarg korban biasa melaksanakan pemakaman yang layak buat kerabat mereka.
Mahmoud Hussain, seorang pria lain di kota keecil tersebut, mengatakan hidup mereka berbalik 180 derajaat ketia anggota IS meyerbu lagi kota tempat tinggal mereka.
“Sebelum mereka memasuki kota ini pada September, kami telah menjalani hidup yang baik dan ketika mereka tiba-tiba meyerbu tempat tinggal kami, mereka mulai membunuh dan menghukum mati warga,” katanya.