GUNUNG KIDUL, Kabarberita.id – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berjanji membantu pembanguan ruang kelas baru untuk lantai II, dan bantuan buku-buku perpusataan di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang tergenang banjir di wilayah itu beberapa waktu lalu.
Muhadjir dan rombongan meninjau SMK Negeri I Tanjungsari dan SMP Negeri 3 Saptosari Kabupaten Gunung Kidul yang rusak akibat bencana banjir beberapa waktu lalu.
“Kami akan membantu fasilitas komputer yang rusak, perpustakaan dan bantuan ruang kelas baru lantai II, sehingga saat banjir, aktivitas belajar mengajar bisa dilakukan di lantai II,” kata Muhajir di Gunung Kidul, Jumat.
Menurut dia, kerusakan bangunan dan kerugian sekolah-sekolah yang terendam banjir, dampaknya tidak serius dibandingkan di Pacitan, sehingga penangannya tidak terlalu berat.
“Saya lihat, saat ini kondisinya sudah bagus dan rapi. Ini tentu adanya kerja sama antara pemkab dan masyarakat,” ucapnya.
Ia mengatakan Kemendikbud akan membantu ruang kelas baru dan fasilitas komputer untuk SMP Negeri 3 Saptosari, untuk menggantikan komputer yang rusak akibat banjir.
“Untuk SMP kami bantu fasilitas penambahan komputer, dan perpustakaan kemudian mungkin ruang kelas baru lantai dua sehingga nanti jika banjir bisa lari keatas tidak ada yang tenggelam,” ujarnya.
Kemudian, SMK N 1 Tanjungsari, pemerintah pusat melalui Kemendikbud akan membantu RKB, pun demikian pihaknya menilai tidak perlu relokasi.
“Di sini nanti dibangun ruang kelas baru untuk lantai dua tidak perlu direlokasi, ndak katanya nanti di sana dari pemerintah provinsi akan dibangun embung,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMKN 1 Tanjungsari Sudiarto mengatakan kerugian akibat banjir kemarin sekitar Rp1 miliar, karena sejumlah peralatan seperti genset, buku dan sejumlah peralatan elektronik lainnya.
“Kerugian materiil Rp1 miliar, dan kerugian non-materiil anak-anak terganggu dalam belajar mengajar,” imbuhnya.
Selanjutnya, Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Saptosari Mulyono mengatakan kerugian akibat banjir, yakni buku dan komputer rusak tidak terselamatkan karena banjir datang secara tiba-tiba.
“Komputer rusak dan sejumlah buku pelajaran terendam banjir sehingga tidak dapat dimanfaatkan,” katanya.