Jakarta, KabarBerita.id — Orang tua diimbau supaya semakin waspada akan penyakit hepatitis akut yang banyak menyerang anak. Salah satunya dengan cara membiasakan anak rutin mencuci tangan.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Jawa Timur, menyebut ada beberapa pencegahan umum, termasuk mencuci tangan dengan sabun.
Para ahli menduga Adenovirus merupakan pemicu hepatitis akut, khususnya Adenovirus tipe 41. Menurut Morbidity and Mortality Weekly Report yang dirilis CDC, Adenovirus tipe 41 menyebar lewat rute fekal-oral atau tinja ke mulut.
Mencuci tangan dapat menjadi salah satu jalan memutus rantai penularan. Tanpa disadari, tangan adalah alat transportasi berbagai jenis kuman penyakit.
Anak-anak, misalnya bermain di luar rumah kemudian memakan camilan tanpa mencuci tangan atau kurang bersih ketika mencuci tangan. Hal tersebut akan membuat kuman-kuman termasuk virus dan bakteri berpindah dari tangan ke mulut.
Supaya terhindar dari penularan hepatitis secara umum, berikut cara mencuci tangan dengan benar.
1. Cuci tangan dengan sabun dan air
Usahakan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air. Meski kini terdapat hand sanitizer yang praktis digunakan, tetap gunakan air dan sabun apabila memungkinkan.
2. Langkah mencuci tangan yang benar
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada enam langkah mencuci tangan untuk memastikan tangan benar-benar bersih yakni, Basahi tangan dan ratakan sabun pada kedua tangan; Gosok punggung tangan dan sela-sela jari secara bergantian; Gosok jari-jari bagian dalam; Gosok telapak tangan dengan cara jari-jari tangan kanan mengait dengan jari-jari tangan kiri; Bersihkan ibu jari dengan cara genggam ibu jari lalu gosok memutar; Gosok ujung jari-jari tangan kanan pada telapak tangan kiri dan lakukan bergantian.
Langkah tersebut akan memakan waktu sekitar 40-60 detik. Tidak disarankan mencuci tangan kurang dari 30 detik.
3. Cuci tangan di enam momen kritis
Mencuci tangan dengan air dan sabun yang benar terutama diperlukan di enam momen kritis. Beberapa waktu yang tepat untuk mencuci tangan adalah ketika sebelum makan, sebelum mengolah dan menghidangkan makanan, sebelum menyusui, sebelum memberi makan bayi atau balita, sesudah buang air besar atau kecil, serta sesudah memegang hewan atau unggas.