Media Thailand Ulas Kebobrokan dan Masa Depan Timnas Indonesia

Jakarta, KabarBerita.id — Media asal Thailand mengulas kebobrokan Timnas Indonesia sehingga tak bisa bersinar dan memprediksi masa depan skuad Garuda di pentas ASEAN dan Asia.

Media berbahasa Inggris, Main Stand, menyebut politik sebagai salah satu faktor yang membuat Timnas Indonesia sulit maju. Dari masa ke masa, politik sepak bola selalu menjadi momok penghancur.

Dalam dua dekade terakhir misalnya, ada tiga turbulensi besar yang membuat sepak bola Indonesia hancur. Pertama dualisme federasi dan kompetisi pada 2011. Politisi merusak stabilitas sepak bola Indonesia.

Asnawi Cetak Gol, Youtube K League Meledak
Ekses dari pertarungan para politisi itu di sepak bola mencapai puncaknya pada 2015. PSSI akhirnya disanksi FIFA karena campur tangan pemerintah setelah karut marut sejak 2011 tak kunjung redam.

Terakhir, disebut dengan “kebangkitan semu”. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan kebangkitan Timnas Indonesia di era Edy Rahmayadi dengan pelatih Luis Milla Aspas. Ternyata kebangkitan pada 2017 itu semu.

Kini PSSI dan Timnas Indonesia disebut mulai di jalur yang benar. Datangnya Shin Tae Yong disebut sebagai salah satu faktor pendukung. Situasi ini diyakini akan terus membaik asal politisi tak ikut bermain.

Generasi muda Timnas Indonesia, disebut Gian Chansri Chawla, penulis sepak bola yang sedang kuliah di London, Inggris, menunjukkan tanda-tanda bersinar di pentas Asia Tenggara dan tak menutup kemungkinan di Asia.

Menurutnya, 2023 akan menjadi titik balik Timnas Indonesia. Selain karena menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, tim Garuda juga kembali tampil di putaran final Piala Asia 2023 setelah 16 tahun.

Faktor lainnya, kian banyak generasi muda yang muncul ke permukaan dengan potensi besar. Tampilnya Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman di Eropa serta Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan di Asia, memicu gairah besar.

Kini generasi muda Indonesia seperti memiliki tolok ukur baru. Mereka punya figur acuan yang tak hanya garang di dalam negeri, tetapi petarung di belahan dunia lain. Kisah seperti ini jadi pupuk generasi muda.

Generasi muda Timnas Indonesia dianggap cukup menjanjikan. Jika terus berada di jalur ini, diyakini gelar juara Piala AFF yang belum pernah diraih bisa digenggam, meski Vietnam dan Thailand kini sedang memiliki generasi emas yang tak kalah mentereng.

Namun semua asa ini bisa saja kembali memunculkan ‘kebangkitan palsu’ jika politik kembali hidup di sepak bola Indonesia. Apalagi Indonesia akan memasuki tahun politik mulai 2023, yang berarti ada tantangan besar di sana.

Tinggalkan Balasan