Berita  

Luhut Bahas Isu Lingkungan dengan Menteri Belanda

LuhutDEN HAAG, Kabarberita.id – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan membahas isu lingkungan termasuk upaya menghadapi perubahan iklim dengan Menteri Infrastruktur dan Manajemen Air Belanda Cora van Nieuwenhuizen di Den Haag, Belanda.

Siaran pers di Jakarta, Jumat (17/11/2017), menyebut dalam pertemuan tersebut, salah satu yang dibahas adalah kegiatan pengusaha muda yang peduli lingkungan Boyan Slat, pendiri proyek nirlaba Ocean Cleanup.

Luhut mengagumi apa yang dilakukan Slat dan berharap generasi muda Indonesia dapat menciptakan inovasi atau alat yang bisa membersihkan laut Indonesia dari sampah plastik.

Mantan menko polhukam itu bahkan berharap universitas dapat membuat kompetisi yang bisa mendorong generasi muda berinovasi untuk menjaga lingkungan, terutama laut.

Menteri van Nieuwenhuizen mengatakan meski penemuan Slat penting, yang lebih penting adalah mental anak muda untuk senantiasa menjaga lingkungan.

Menteri van Nieuwenhuizen yang baru kembali dari Konferensi Iklim di Bonn,Jerman menemukan bahwa adaptasi terhadap perubahan lingkungan itu sangat dibutuhkan. Namun, yang terjadi saat ini menurutnya hanya berbagi ide.

Ia berharap Indonesia bisa juga berbagi pengalaman bagaimana negara itu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.

Belanda sendiri, lanjut dia, telah mendirikan sebuah badan internasional baru yang bertujuan berbagi keahlian dalam beradaptasi dengan perubahan iklim.

“Global Center of Excellence on Climate Adaptation” (GCECA), yang sedang dibangun oleh Belanda dengan dukungan dari Jepang dan program lingkungan PBB ini, akan diluncurkan tahun depan.

“Kami menerima dengan senang hati jika Indonesia bisa ikut berpartisipasi atau berbagi pengalaman dalam menghadapi perubahan iklim,” ujar Menteri van Nieuwenhuizen.

Menanggapi tawaran tersebut, Luhut menyanggupi dan mengatakan Indonesia sebagai negara yang mengalami perubahan iklim akan bisa membantu.

“Laut adalah masa depan kami, laut adalah bagian terbesar dari negara kami. Tahun depan kami akan mengadakan konferensi internasional membicarakan hal ini, tentunya kami juga akan mengundang Belanda. Isu yang kami bicarakan pada Konferensi Iklim juga adalah mangrove, di mana 23 persen mangrove dunia ada di Indonesia. Sebagai negara kepulauan terbesar, saya kira Indonesia memainkan peranan penting dalam sisi lingkungan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan