Jakarta, KabarBerita.id — Tim penyelamat di Libya masih terus melakukan evakuasi dan pencarian ribuan orang yang dinyatakan hilang akibat banjir bandang di kota Derna, Libya timur.
Banjir yang memicu jebolnya dua bendungan di Derna pada Minggu (10/9) malam waktu setempat, menjadikan kota yang didomonasi gurun itu tersapu air hingga ke laut.
Salah satu korban selamat menceritakan momen horor saat banjir bandang itu terjadi. Dia mengaku hanyut bersama ibunya, dan selamat setelah masuk ke sebuah bangunan kosong.
“Dalam hitungan detik, permukaan air naik tiba-tiba,” kata salah satu korban selamat di Derna, seperti dikutip AFP.
Dia melanjutkan, “Air itu terus naik hingga ke lantai dua, kami selamat karena berhasil mencapai lantai empat.
“Kami bisa mendengar jeritan. Dari jendela, saya melihat mobil dan mayat terbawa air. Itu berlangsung selama satu atau satu setengah jam, tapi bagi kami, rasanya seperti setahun.”
Hingga kini ratusan kantong jenazah berjejer di jalan-jalan kota yang berlumur lumpur, menunggu untuk dikubur secara massal.
Sementara warga selamat lainnya yang mengalami trauma dan berduka, masih tetap berusaha mencari keluarga dan kerabat yang hilang di antara reruntuhan puing-puing yang hancur.
“Bencana ini sangat kejam dan brutal. Gelombang setinggi tujuh meter menyapu bangunan dan menghanyutkan infrastruktur ke laut,” ujar warga lainnya Yann Fridez.
Sebelumnya diketahui banjir bandang di Libya disebabkan oleh Badai Daniel, ditambah dengan buruknya infrastruktur di Libya.
Saat ini Libya juga masih berada di tengah kisruh politik yang terpecah antara dua pemerintahan. Pemerintah yang diakui secara internasional berkedudukan di Tripoli, sementara wilayah yang dilanda bencana berada di bagian timur.