Jakarta, KabarBerita.id — BKKBN menggelar Sosialisasi Penceganan Stunting bersama mitra kerja di di komplek Galuh Mas kecamatan. Telukjambe Karawang, 31 Januari 2024.
Hadir, Anggota komisi IX DPR RI drg. Putih Sari, BKKBN Provinsi Jawa Barat Della Aryanti S.Pd, DPPKB Karawang Imam Bahana dan Tokoh Pemuda Iwan.
Putih Sari mengatakan, ketika upaya untuk mengatasi stunting, kondisi yang menghambat pertumbuhan fisik dan kognitif anak-anak, terus menjadi fokus utama bagi pemerintah dan organisasi kesehatan di seluruh dunia, tantangan-tantangan berat telah muncul yang menghalangi langkah-langkah pencegahan yang efektif.
Akses Terbatas ke Gizi Berkualitas: Meskipun telah ada peningkatan kesadaran akan pentingnya gizi yang baik, akses terhadap makanan bergizi masih menjadi tantangan utama di banyak daerah, terutama di wilayah pedesaan dan daerah terpencil. Faktor-faktor seperti kemiskinan, infrastruktur yang kurang baik, dan kurangnya akses ke layanan kesehatan menjadi penghalang utama dalam memastikan anak-anak menerima asupan gizi yang memadai.
Perubahan Pola Makan yang Tidak Sehat: Globalisasi dan urbanisasi telah membawa perubahan besar dalam pola makan masyarakat, dengan meningkatnya konsumsi makanan cepat saji dan makanan olahan yang kurang bergizi. Hal ini menyebabkan peningkatan prevalensi masalah gizi, termasuk stunting, karena anak-anak kekurangan nutrisi esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal.
Kurangnya Pengetahuan dan Kesadaran Masyarakat: Meskipun upaya telah dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi yang baik, masih ada kesenjangan besar dalam pemahaman tentang topik ini, terutama di kalangan orang tua dan keluarga yang kurang teredukasi. Hal ini dapat mengakibatkan kebiasaan makan yang tidak sehat dan kurangnya perhatian terhadap gizi anak-anak.
Kondisi Sosio-Ekonomi yang Buruk: Masalah stunting sering kali terkait erat dengan kondisi sosio-ekonomi yang buruk, termasuk kemiskinan, ketidaksetaraan, dan ketidakstabilan ekonomi. Keluarga yang hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit sering kali kesulitan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak mereka, yang pada gilirannya meningkatkan risiko stunting.
Kurangnya Dana dan Sumber Daya: Upaya pencegahan stunting memerlukan investasi yang signifikan dalam hal dana dan sumber daya manusia. Namun, banyak negara, terutama di wilayah yang kurang berkembang, menghadapi keterbatasan dana dan kekurangan tenaga kerja yang terlatih dalam bidang kesehatan. Hal ini menghambat kemampuan mereka untuk menyediakan layanan kesehatan dan pendidikan gizi yang memadai kepada masyarakat.
Melalui kerja sama antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan lembaga internasional, serta komitmen untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diharapkan bahwa langkah-langkah pencegahan stunting dapat ditingkatkan secara signifikan. Hal ini tidak hanya akan memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak yang lebih baik, tetapi juga akan membawa dampak positif dalam jangka panjang bagi masyarakat dan ekonomi secara keseluruhan.