Kupang, KabarBerita.id — Kepala Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Johanna Lisapaly, mengungkapkan kesulitan yang dihadapi dalam penanganan penyebaran rabies di daerah tersebut.
Dikarenakan keterbatasan dana operasional, Pemprov NTT dan pemerintah kabupaten mengalami kesulitan untuk biaya operasional petugas vaksin.
Meskipun telah mendapatkan bantuan vaksin dari Australia dan Kementerian Pertanian, distribusi vaksin terhambat karena keterbatasan anggaran operasional. Johanna menyoroti populasi anjing yang mencapai 600 hingga 700 ribu ekor di NTT, memunculkan kebutuhan vaksin yang belum terpenuhi.
Dalam mengatasi kondisi darurat rabies, pihaknya mengimbau partisipasi masyarakat dalam membawa hewan peliharaan untuk divaksin.
Pemerintah pusat telah menetapkan darurat rabies di NTT, memungkinkan akses dana siap pakai untuk vaksinasi dengan kolaborasi lintas sektor.