Jakarta, KabarBerita.id — Baru-baru ini viral bahasan mengenai mikropenis di dunia maya.
Karena muncul sebuah cuitan di media sosial Twitter yang mengeluh suaminya memiliki penis berukuran sekitar 3 sentimeter.
Tak sedikit yang merespon bahwa kondisi itu disebut dengan mikropenis, salah satu kondisi Mr. P yang mengecil dan ukurannya sangat pendek. Apa itu mikropenis?
Menurut dokter spesialis urologi, Andika Afriansyah, mikropenis merupakan kondisi ketika penis seseorang lebih pendek dari ukuran normal, yakni ukuran penis yang ketika ereksi kurang dari 2,5 cm standar deviasi dari ukuran penis rata-rata pada usia yang sama.
Seseorang dapat dikatakan mengalami mikropenis apabila memiliki panjang penis kurang dari 9,3 cm. Sementara penelitian memperkirakan panjang penis rata-rata pria dewasa adalah 13,24 cm.
“Kondisi mikropenis umumnya didiagnosis ketika lahir. Pada mikropenis tanpa kelainan lainnya, penis memiliki tampilan, struktur, dan fungsi yang normal,” kata Andika, Kamis (11/5).
Ia menjelaskan kondisi mikropenis umumnya tidak mengganggu kemampuan untuk berkemih dan ereksi serta memiliki testis dan alat kelamin bagian dalam yang normal.
Penyebab mikropenis
Lantas apa saja yang menjadi faktor risiko terjadinya mikropenis?
Pembentukan dan pertumbuhan alat kelamin laki-laki sebelum lahir merupakan respons dari berbagai hormon. Menurut Andika, mikropenis dapat terjadi akibat kurangnya produksi hormon atau tubuh tidak dapat merespons hormon dengan normal.
1. Faktor genetik
“Kadang-kadang, kondisi ini disebabkan oleh faktor genetik yang memengaruhi perkembangan organ reproduksi pria sejak bayi. Mutasi gen atau kelainan pada kromosom dapat jadi penyebab mikropenis,” ucap dia.
2. Gangguan hormon
Andika menjelaskan produksi hormon yang tidak normal atau masalah pada kelenjar yang mengatur hormon dapat mengganggu pertumbuhan penis.
“Hormon-hormon tertentu seperti hormon pertumbuhan, hormon luteinizing (LH), dan hormon folikel-stimulating (FSH) sangat penting untuk pertumbuhan penis,” lanjut dia.
Mikropenis dapat disebabkan karena janin kekurangan hormon testosteron, baik produksi testosteron janin atau hormon human chorionic gonadotropin (hCG) ibu yang kurang mencukupi.
Hormon hCG salah satunya berfungsi untuk menstimulasi pembentukan hormon testosteron pada janin. Sedikitnya hormon testosteron juga dapat disebabkan oleh gangguan pada kelenjar hipofisis atau hipotalamus yang juga memengaruhi produksi hormon testosteron.
“Apabila produksi hormon testosteron cukup, mikropenis dapat disebabkan oleh permasalahan respons tubuh terhadap hormon testosteron atau yang dikenal dengan insensitivitas androgen,” ucap Andika.
Sampai tiga bulan setelah kelahiran, bayi laki-laki menghasilkan testosteron dengan kadar tinggi yang krusial untuk pertumbuhan penis. Ketika proses ini terganggu, mikropenis dapat terjadi.
3. Paparan zat kimia
Beberapa zat kimia berbahaya seperti pestisida yang terpapar selama masa kehamilan atau bayi lahir juga bisa memengaruhi pertumbuhan penis.
“Misalnya, jika ibu terpapar hormon wanita yang disebut estrogen saat hamil, ini bisa menghambat pertumbuhan penis pada bayi laki-laki,” tutur dia.