Kenali Gangguan Hormon yang Hambat Pertumbuhan Messi

Jakarta, KabarBerita.id — Lionel Messi sukses mengantarkan Timnas Argentina menjadi juara Piala Dunia 2022. Sebagai salah satu pesepakbola terbaik di dunia, tak banyak yang mengetahui jika Messi mengidap kelainan langka yang hampir merenggut kariernya.

Ketika Messi berusia 11 tahun, ia didiagnosis menderita growth hormone deficiency (GHD). Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya jumlah hormon pertumbuhan dalam tubuh yang mengganggu perkembangan penderitanya.

Kondisi ini membuat pemain legendaris tersebut harus menjalani terapi suntik hormon pertumbuhan di kakinya setiap malam. Pasalnya kondisi itulah yang membuat tubuhnya jauh lebih kecil dan pendek daripada anak-anak seusianya.

Mengutip Johns Hopkins Medicine, anak-anak dengan GHD memiliki perawakan pendek yang tidak normal dengan proporsi tubuh yang normal.

GHD atau yang juga dikenal sebagai dwarfisme hipofisis bisa terjadi sejak saat lahir atau di masa tumbuh kembang. Hal ini terjadi sebab kelenjar pituitari membuat terlalu sedikit hormon pertumbuhan.

Kondisi ini juga bisa terjadi akibat cacat genetik, cedera otak parah, atau lahir tanpa kelenjar pituitari, kelenjar utama yang mengendalikan banyak fungsi vital tubuh.

Pada anak-anak, GHD bisa menyebabkan wajah tampak lebih muda dan bulat, adanya lemak di sekitar perut, dan fisik yang mudah lelah atau kurang stamina.

Selain tinggi badan, GHD mungkin bisa memengaruhi sisi psikologis seperti membuat jadi rendah diri, emosional, depresi, kurang konsentrasi, memiliki ingatan yang buruk, hingga kecemasan.

Dikutip Healthline, adapun gejala yang dirasakan penderita GHD di antaranya pertumbuhan lambat atau tidak ada pertumbuhan, peningkatan lemak di sekitar wajah dan perut, perawakan pendek, pubertas tertunda, perkembangan gigi lambat dan pertumbuhan rambut terganggu.

Untuk mengobati GHD, pasien memerlukan terapi suntikan hormon pertumbuhan sintesis setiap hari. Pengobatan dapat berlangsung beberapa tahun hingga akhir masa pubertas bergantung pada kemajuan penderitanya.

Sebelum menjalani pengobatan, berbagai tes diagnostik direkomendasikan untuk dilakukan. Terdapat beberapa efek samping dari pengobatan yang meliputi kemerahan, nyeri pinggul, dan sakit kepala.

Tinggalkan Balasan