Sampang, KabarBerita.id — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyiapkan bantuan beasiswa bagiĀ calon anak dari Ahmad Budi Tjahyanto yang meninggal dunia, Kamis (1/2/2018) akibat dianiaya oleh muridnya sendiri.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad, saat mengunjungi kediaman Ahmad Budi Tjahyanto di Dusun Pliyang, Desa Tanggumong, Kota Sampang, Madura, Jawa Timur, Sabtu menyatakan, itu sebagai bentuk kepedulian dan rasa tanggung jawab pemerintah atas pengabdian guru Budi di bidang pendidikan.
“Beasiswa Kemendikbud ini untuk diberikan bagi anaknya kelak, itu nanti ada mekanisme khusus dalam membantu putra atau putrinya setelah ia besar,” terang Hamid usai takziah di rumah duka di Sampang.
Menurut Dirjen Dikdasmen, rencananya pemerintah pusat memberikan pengangkatan PNS istimewa terhadap ayah korban, M Satuman Ashari, yang menjadi guru honorer hampir 20 tahun.
Karena, terganjal aturan dari Badan Kepegawaian Negara (BKN), pemerintah hanya bisa menyiapkan beasiswa.
“Tadi malam komunikasi dengan BKN ternyata aturannya tidak bisa sehingga dialihkan memberikan bantuan beasiswa kepada anaknya,” ujarnya.
Hamid menyesalkan peristiwa meninggalnya guru seni rupa yang dianiaya muridnya sendiri. Sebab, menurutnya penganiayaan berujung korban jiwa tak layak terjadi khususnya di Pulau Madura.
Karena, Madura masih kental dengan budaya dan slogan Bhuppa`, Bhabbu, Ghuruh Rato (Ayah, Ibu, Guru Raja). Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Madura sangat peduli dengan tatakrama.
“Slogan inilah yang selalu dijadikan sebagai tokoh anutan masyarakat Madura sejak dulu, tapi ada pergeseran seharusnya guru dijunjung tinggi dihormati malah jadi korban jiwa akibat dianiaya siswa,” katanya.