Jakarta, KabarBerita.id — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung memastikan tidak akan menyetop proses skrining atau pemeriksaan terkait penyakit sifilis untuk menguak fenomena gunung es di tengah tingginya kasus itu di Ibukota Jawa Barat tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Anhar Hadian mengatakan kurun waktu 2020-2022 kasus sifilis di Bandung terus meningkat seiring peningkatan pemeriksaan yang dilakukan sejumlah fasilitas kesehatan.
“Jadi pemerintah ingin menguak fenomena gunung es dengan cara melakukan screening atau pemeriksaan sebanyak-banyaknya. Makanya kalau ada daerah yang kasusnya sedikit karena screening-nya sedikit, ya jangan bangga,” kata Anhar di Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Berdasarkan data, pada tahun 2020 ada 11.430 orang yang diperiksa, ditemukan 300 yang positif sifilis. Kemudian pada 2021 ada sebanyak 12.228 orang yang diperiksa, dan ditemukan 332 yang positif sifilis.
Lalu pada 2022 pemeriksaan yang dilakukan meningkat menjadi 30.311 orang, dan ditemukan 881 orang positif sifilis.
“Setiap tahunnya itu dari 2020 sampai 2022, positivity rate sebesar tiga persen,” katanya.
Pihaknya menilai tingginya kasus sifilis di Kota Bandung antara lain karena tingginya angka pemeriksaan, perilaku seks masyarakat di perkotaan, dan hubungan seksual yang dilakukan secara tidak aman.
Selain itu, menurutnya, 30 persen dari total kasus positif sifilis itu merupakan warga yang berdomisili di luar Kota Bandung.
“Data sifilis Kota Bandung didapat dari laporan rumah sakit, puskesmas, dan klinik yang menyelenggarakan layanan IMS (Infeksi Menular Seksual), bukan hasil dari survei di lokasi tertentu, seperti lokalisasi,” kata Anhar.
Ibu hamil positif sifilis
Pada kesempatan itu, kata Anhar, pihaknya menemukan pula sejumlah kasus positif sifilis yang merupakan ibu hamil. Hal tersebut, sambungnya, itu bisa berpengaruh terhadap kondisi kandungan.
Anhar mengatakan pemeriksaan akan terus dilakukan guna mendeteksi secara dini agar kasus sifilis dapat terungkap sehingga pengobatan dan pencegahan penularan sifilis dapat segera dilaksanakan.
Selain pemeriksaan Dinkes Kota Bandung terus melakukan sosialisasi terhadap bahaya penyakit sifilis, serta langkah-langkah penanganannya.
“Kita juga menguatkan kerja sama dengan kelompok yang bergerak di bidang pencegahan penyakit menular seksual. Kan ada kelompok misalnya yang concern melakukan penjangkauan ke pekerja seks, nah kita menguatkan koordinasi dengan mereka,” ujarnya.
Untuk itu Anhar pun mengimbau kepada masyarakat agar mencegah tertular penyakit sifilis karena tingkat penularannya sangat tinggi. Dia pun menyampaikan upaya pencegahan terbaik agar tak tertular penyakit itu dengan tidak melakukan hubungan seks yang berisiko dan hanya melakukannya dengan pasangan.
“Angka tersebut adalah realitas, angka itu berada di Kota Bandung, realitasnya ada dan saya juga menyangka angkanya akan tinggi. Kami akan terus melakukan screening, terus menggali sebanyak-banyaknya agar lebih banyak lagi yang terungkap,” kata Anhar.