Kapal Iran Diserang di Laut Merah

Jakarta, KabarBerita.id — Pemerintah Iran mengatakan salah satu kapal milik mereka Saviz, telah diserang dengan ranjau limpet atau ranjau anti kapal di Laut Merah.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh mengatakan bahwa lapal itu telah ditempatkan dilokasi itu guna mengawasi wilayah dari para perompak, Tabu (7/4).

Ledakan terjadi pada hari Selasa pagi didekat pantai Djibouti yang menyebabkan kerusakan ringan tetapi korban jiwa.

Menurut Saeed, pihaknya telah menyelidiki insiden itu.

Peristiwa tersebut disebut merupakan serangan dari serangkaian yang telah dilaporkan dengan menargetkan kapal kargo milik negaraIsrael atau negara Iran sejak bulan Februari lali. Kedua belah pihak negara saling menuduh.

Diketahui sejak tanggal 25 Februari ada tiga seragan yang terjadi terhadap kapal kargo milik Israel dan Iran.

Sedangkan pada 25 maret lalu kargo milik perusahaan Israel diketahui telah idhantam puluru kendali yang diduga milik Iran.

Benny Gantz Menteri Pertahanan Israel menolak memberikan komentar, tetapi ia mengatakan bahwa iran teratur memasok senjata ke kelompok di wilayah tersebut.

Benjamin Netanyahu Perdana Menteri Israel menyalahkan Iran atas terjadinya ledakan di kapal milik Israel di Teluk Oman, akan tetapi iran membantah hal tersebut.

Serangan antar dua negara ini terjadi setelah Joe Biden resmi menjabat sebagai presiden Amerika Serikat pada bulan januari lalu. Ia berjanji untuk kembali menaati kesepakatan dengan negara Iran terkait nuklir yang diteken tahun 2015. Setelah Trump memutuskan untuk tidak menjalankan pakta tersebut.

Untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu, Iran dan AS menggelar pembicaraan tidak langsung di Wina, Austria Untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu.Selasa (6/4).

Iran dan Israel diketahui adalah musuh bebuyutan di Timur Tengah. Israel bahkan pernah mengancam akan menyerang Iran jika Iran terus melanjutkan program pengayaan uranium.

Sedangkan Iran menyatakan siap menghadapi serangan apapun Israel dan tetap melanjutkan program pengayaan uranium sampai AS mencabut seluruh sanksi yang diberikan.

Tinggalkan Balasan