Kabarberita.id, Lotte Cinema telah mengantongi izin prinsip untuk berinvestasi di Indonesia. Perusahaan bioskop asal Korea Selatan itu segera membangun sejumlah layar bioskop di Tanah Air yang dimulai pada awal 2018.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengungkapkan, hal ini merupakan implementasi dari paket kebijakan deregulasi pemerintah yang telah menghapus daftar negatif Investasi (DNI) khususnya untuk pembangunan bioskop. Kini, investor asing pun boleh berinvestasi sepenuhnya alias 100 persen untuk pembuatan bioskop.
“Misalnya, Lotte Cinema sudah mendapat izin prinsip untuk membuka bioskop di sini. Tahun depan sudah mulai bangun, Insya Allah. Tapi dia sebetulnya sudah dapat izin prinsip baru sekitar sebulan yang lalu, tiga minggu yang lalu,” ungkap Triawan di sela sesi wawancara khusus dengan VIVA Bisnis, di kantornya, Senin 6 November 2017.
Tak cuma Lotte, sambung dia, Perusahaan perfilman dan bioskop asal India pun telah menyatakan minat untuk membangun layar bioskop di Tanah Air. Dukungan investor asing untuk membangun bioskop terus digalakkan, sebab Indonesia saat ini hanya memiliki sekitar 1.250 layar bioskop dan 200 lebih gedung bioskop.
“Jadi sedikit sekali, kan satu gedung bioskop itu ada berapa layar gitu, empat atau lima malah lebih. Jadi, sekarang ini (di Indonesia) ada 1.250 layar kurang lebih, enggak sampai 1.300. Itu yang kita mau tambah. Makanya kita undang investor asing,” ujar Mantan Musisi beraliran Progressive Rock ini.
Triawan yang juga sempat menggeluti usaha periklanan ini mengatakan potensi film Indonesia sangat besar namun tidak maksimal lantaran terbatasnya jumlah bioskop yang ada di Tanah Air. Misalnya saja, untuk film DKI Reborn yang dirilis pada 2016 yang hanya mencatatkan jumlah penonton paling maksimal 6,8 juta.
Angka ini disebutnya masih terlalu kecil dibandingkan angka penonton film Box Office di luar negeri yang jumlah bioskopnya lebih mendukung. “Nanti kalau layarnya dibuka banyak, kita pengennya 3.000 layar,” ujar dia.
Meski begituĀ Triawan belum yakin target ambisius 3.000 layar bioskop itu tercapai pada akhir 2019. Ia berharap jika pemerintahan Indonesia bukan lagi oleh Jokowi-JK, niat ini dan kegiatan ekonomi kreatif lainnya terus dilanjutkan.
“Saya sudah ngomong sama semua partai semua fraksi, bahwa ini bukan proyek pemerintah ini saja ekonomi kreatif itu. Harus dilanjutin, non politis gitu. Karena semua terlibat. Jangan gara-gara ini bukan Jokowi, enggak mau Bekraf. Jangan lah ya, Jadi harus dilanjutkan. Udah bagus,” ujarnya.
sumber : Viva.news