Kampanye Akbar di GBK, Kubu 02 Munajat dan Doa, 01 Konser dan Hiburan

Jakarta, KabarBerita.id — Kampanye Akbar di GBK adalah penanda. GBK adalah monumen di ibu kota. GBK adalah monumen Indonesia. Maka tak heran jika GBK dijadikan salah satu standar pasangan capres cawapres yang akan maju ke gelanggang pemilihan.

Seperti pada Pilpres 2019. Menarik untuk memotret, apa yang akan dilakukan saat mendapat kesempatan kampanye akbar di GBK.

Masing-masing pasangan sudah mendapatkan jadwal kampanye akbar di GBK. Pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden 02 Prabowo-Sandi mendapatkan giliran terlebih dahulu. Minggu 7 April 2019. Sementara, Pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden 01 Jokowi-Ma’ruf akan mengisi pada 13 April 2019.

Kampanye Akbar di GBK tahun ini, digelar oleh dua kubu dengan nuansa yang berbeda. Kubu Prabowo-Sandi menamakan tajuk kampanye akbarnya dengan Subuh Berjamaah dan Munajat. https://news.detik.com/berita/d-4496786/prabowo-sandi-kampanye-akbar-di-gbk-7-april-diawali-subuh-berjemaah

Sementara kubu 01 menamakan kampanye akbarnya di GBK dengan Konser Putih. https://news.okezone.com/read/2019/03/15/605/2030552/slank-gelar-konser-akbar-dukung-jokowi-di-gbk-pada-13-april

Pilihan Prabowo-Sandi menggelar doa munajat dalam kampanyenya adalah pilihan wajar. Pasangan ini didukung oleh elemen 212 yang menggelar Aksi Bela Islam yang secara fenomenal memutihkan Monas. Rundown acaranya juga sangat mirip, diawali dengan Subuh Berjamaah lalu diisi tausiyah dan orasi-orasi tokoh.

Sementara pilihan Jokowi untuk menggelar konser juga masuk akal. Dulu pada Pilpres 2014, Jokowi menggelar Konser Salam Dua Jari. Karena dianggap sukses, pola yang sama dipakai pada Pilpres tahun ini.

Pilihan keduanya juga cukup rasional jika melihat psikologi massa pendukungnya. Kubu Prabowo-Sandi yang didukung elemen umat 212 lebih mudah dikumpulkan dengan gelaran keagamaan seperti munajat dan doa.

Sementara kubu Jokowi-Ma’ruf dalam banyak kesempatan lebih mudah mengumpulkan massa dengan tajuk konser dan acara-acara yang bersifat hiburan.

Sekilas memang seperti dua kutub yang berseberangan. Kubu 02 menggelar acara religius, sementara kubu 01 menggelar acara senang-senang. Tapi sekali lagi, melihat psikologis massa pendukung dua acara tadi yang paling memungkinkan untuk menarik massa pada masing-masing kubu.

PR besar dari masing-masing kubu adalah menjaga agar pelaksanaan kampanye akbar kondusif dan tidak meninggalkan cela sedikitpun. Mengatur massa ratusan ribu hingga jutaan tidak akan mudah. Tetapi kubu Prabowo-Sandi punya modal besar. Massa 212 punya pengalaman menggelar aksi super damai yang amat kondusif dan tidak meninggalkan cela sedikitpun (sampah, keributan dll).

Sementara PR besar justru ada di kubu Jokowi. Konser yang dikemas dalam bentuk hiburan gratis bisa memunculkan berbagai masalah. Mulai dari masalah penonton yang mabuk, keributan antar penonton dan PR terbesar dari kubu Jokowi selama ini adalah sampah. Potret kesudahan konser yang melibatkan massa bisa dilihat dari Konser Kebangsaan yang digelar oleh Pemprov Jateng belum lama ini.

Dari awal dua konsep acara berbeda sudah tersaji, lalu apakah dua hasil yang berbeda bakal tersaji dari GBK? 17 April jawabannya.

Tinggalkan Balasan