Jakarta, KabarBerita.id — Wakil Presiden Kamala Harris menyatakan kesiapannya untuk menggantikan Joe Biden sebagai calon presiden dalam Pemilu AS 2024. Harris berjanji untuk mengalahkan Donald Trump, calon resmi dari Partai Republik.
Kamala Harris mengungkapkan tekadnya untuk mendapatkan dukungan dari Partai Demokrat dan melanjutkan pencalonannya setelah Joe Biden mundur. “Saya merasa terhormat mendapatkan dukungan dari Presiden dan bertekad untuk memenangkan nominasi ini,” ujar Harris pada Minggu (21/7) waktu setempat.
Harris juga menegaskan bahwa dia akan bekerja keras untuk mengalahkan Donald Trump dan agendanya, Proyek 2025, dalam pemilihan yang akan datang. “Saya akan melakukan segala daya untuk menyatukan Partai Demokrat dan bangsa kita demi mengalahkan Donald Trump dan agenda ekstrem Proyek 2025 miliknya,” tegas Harris.
Kamala Harris sering disebut sebagai kandidat kuat untuk menggantikan Joe Biden dalam Pilpres AS 2024. Berdasarkan survei Reuters/Ipsos pada Selasa (16/7), elektabilitas Harris sebesar 44 persen, sama dengan Donald Trump dari Partai Republik. Hal ini menunjukkan bahwa Harris memiliki peluang besar untuk bersaing dengan Trump.
Joe Biden secara resmi mendukung Kamala Harris sebagai penggantinya dalam pencalonan presiden tahun ini. Biden menyatakan keputusannya tersebut setelah menunjuk Harris sebagai pasangannya dalam pemilihan sebelumnya, dan mengajak para pendukung Demokrat untuk mendukung Harris. “Hari ini, saya memberikan dukungan penuh saya agar Kamala menjadi calon partai kita tahun ini. Demokrat, ini saatnya kita bersatu dan mengalahkan Trump,” tulis Biden di akun X (dulu Twitter) resminya.
Keputusan Joe Biden untuk mundur dari Pilpres AS 2024 muncul setelah Partai Demokrat kehilangan kepercayaan terhadap kondisinya, baik secara mental maupun kemampuan untuk mengalahkan Donald Trump. Menurut laporan Reuters pada Minggu (21/7), para petinggi Demokrat sempat berusaha membujuk Biden untuk tidak mencalonkan diri lagi, terutama setelah debat pertama dengan Trump pada 24 Juni lalu.
Penampilan Biden dalam debat tersebut membuat Partai Demokrat khawatir bahwa dia mungkin tidak cukup sehat untuk menjalani masa jabatan kedua. Elektabilitas Trump yang terus mengungguli Biden dalam sebagian besar jajak pendapat juga semakin memperkuat kekhawatiran tersebut. Insiden penembakan yang melibatkan Trump bahkan disebut semakin menguntungkan mantan presiden tersebut dalam pemilu kali ini.