Jakarta, KabarBerita.id — Jajak pendapat (Referendum) Kaledonia Baru digelar pada hari Minggu (12/12). Penentu nasib itu akan dilakukan di tengah meningkatkan rasa kekhawatiran akan adanya kekerasan di pulau kecil pasifik tersebut.
Diperkirakan Referendum akan berlangsung dengan ketat, setelah dua jajak pendapat yang sebelumnya dilakukan pada tahun 2018 dan 2020 mempersempit suara ‘Tidak’ dari 57% ke 53%.
Hal ini merupakan referendum yang ketiga dan juga terakhir yang telah disepakati setelah pembicaraan masa depan pulau diserukan sejak tahun 1988.
Akan tetapi partisipasi warga telah menurun. Hanya 441 persen pemilih yang telah memenuhi syarat yang telah memberikan suara. Angka ini lebih rendah dibanding ddengan referendum yang dilakukan pada tahun 2020 lalu. Dimana hampir 80 persen telah memberikan suara.
Penduduk asli Kanak yang sebagian besar mendukung kemerdekaan itu, disebut tidak berpatisipasi dalam referendum karena mereka sedang dalam massa berkabung atas lonjakan kasus Covid-19.
namun melihat hal tersebut, analis pemungut suara tidak akan memicu adanya kemarahan di antara mereka yang mendukung kemerdekaan.
Kaledonia Baru merupakan salah satu dari lima wilayah pulau yang membentang di Indo-Pasifik yang dipegang oleh negara Prancis.
Kaledonia Baru merupakan wilayah yang kaya akan nikel. Pulau ini terletak 1.200 km di timur Australia dan 20.000 km dari Prancis. Pertempuran kerap terjadi di pulau ini, yakni antara pendukung kemerdekaan dan mereka yang ingin tetap menjadi bagian dari Prancis.