Jelang Putaran 2 Pemilu Turki, Erdogan Pamer Relasi Mesra dengan Putin

Jakarta, KabarBerita.id — Presiden Recep Tayyip Erdogan memamerkan kedekatan Turki dan Rusia jelang putaran kedua pemilihan umum yang krusial, di mana dirinya berupaya mempertahankan jabatannya selama dua dekade terakhir itu.

Dalam wawancara khusus, Erdogan mengatakan dia memiliki hubungan “spesial” yang terus berkembang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin meski ada tekanan dari Barat terutama sejak Moskow menginvasi Ukraina.

Meski begitu, Erdogan menegaskan relasi Turki dan Rusia tetap positif di tengah desakan untuk mengisolasi Moskow.

“Kami tidak berada pada titik di mana kami akan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia seperti yang telah dilakukan Barat. Kami tidak terikat oleh sanksi Barat,” ucap Erdogan.

“Kami adalah negara yang kuat dan kami memiliki hubungan positif dengan Rusia. Rusia dan Turki saling membutuhkan di setiap bidang yang memungkinkan,” katanya menambahkan.

Erdogan bahkan mendikte negara Barat harus meniru Turki yang memiliki pendekatan seimbang terhadap Rusia. Menurutnya, hal itu diperlukan demi bisa membantu meredam eskalasi Rusia-Ukraina dan memberi solusi yang tepat untuk kepentingan banyak pihak.

“Barat tidak memimpin dengan pendekatan yang seimbang. Anda membutuhkan pendekatan yang seimbang terhadap negara seperti Rusia, yang akan menjadi pendekatan yang lebih menguntungkan,” ucap Erdogan.

Erdogan juga memamerkan capaiannya dapat menjadi mediator Rusia dan Ukraina untuk beberapa isu seperti pertukaran tahanan hingga kesepakatan ekspor gandum yang sempat hampir menggiring dunia dalam krisis pangan dan ekonomi.

“Ini semua mungkin karena hubungan spesial kami dengan Presiden Putin,” ujar Erdogan.

Sementara itu capres saingan Erdogan, Kemal Kilicdaroglu, justru menuding Rusia ikut campur pemilu Turki. Ia bahkan mengklaim memiliki bukti kalau Rusia mengintervensi pemilu Turki.

Kilicdaroglu bahkan mengancam akan merusak hubungan Turki dan Rusia jika Moskow ketahuan mengintervensi pemilu.

“Teman-teman Rusia yang terhormat, Anda berada di balik montase, konspirasi, konten palsu, dan rekaman yang diekspos di negara ini kemarin. Jika Anda ingin persahabatan kita berlanjut setelah 14 Mei (pemilu), lepaskan tangan Anda dari negara Turki,” ucap Kilicdaroglu.

Tinggalkan Balasan