Iran Beri Izin Perempuan Nonton Laga Timnas vs Rusia di Stadion

Jakarta, KabarBerita.id — Iran mengizinkan perempuan penggemar sepak bola masuk stadion untuk menonton langsung pertandingan timnas melawan Rusia.

Kebijakan ini diterapkan untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun terakhir. Ratusan perempuan berhijab terlihat bersorak mendukung timnas Iran selama pertandingan melawan Rusia berlangsung di Stadion Azadi, Teheran, pada Kamis (23/3).

Momen ini terbilang langka sebab Iran, negara yang menganut syariat Islam, memiliki aturan ketat untuk perempuan. Sebelumnya, Iran melarang perempuan menonton pertandingan olah raga secara langsung di stadion.

Namun, pada Maret tahun lalu, wanita diizinkan membeli tiket untuk pertandingan kualifikasi Piala Dunia melawan Lebanon. Meski begitu, kaum perempuan tetap dilarang masuk ke stadion Imam Reza di timur laut kota Mashhad.

Dikutip AFP, seorang pejabat pemerintah saat itu menyalahkan “manajemen yang buruk” sehingga kesalahpahaman terjadi.

Dua bulan sebelumnya, kaum perempuan juga diizinkan menonton pertandingan kualifikasi Piala Dunia melawan Irak secara langsung di stadion.

Saat itu, otoritas Iran menjual seperlima dari total 10.000 tiket khusus untuk perempuan

Ulama, yang memainkan peran utama dalam pengambilan keputusan di Iran, berpendapat perempuan harus dilindungi dari suasana maskulin dan pandangan laki-laki.

Tetapi badan sepak bola dunia FIFA memerintahkan Iran pada September 2019 untuk mengizinkan wanita mengakses stadion tanpa batasan dan jumlahnya akan ditentukan sesuai dengan permintaan tiket.

Arahan FIFA yang mengancam penangguhan Iran dari kompetisi, datang setelah seorang penggemar meninggal karena membakar dirinya sendiri karena takut dipenjara. Perempuan itu telah mencoba menghadiri pertandingan dengan menyamar sebagai laki-laki.

Momen langka ini terjadi setelah pemerintah Iran terus dihantui protes massal kematian Mahsa Amini selama beberapa bulan terakhir. Perempuan 22 tahun itu meninggal dunia dalam penahanan polisi moral pada September 2022 lalu karena dinilai tidak memakai hijab sesuai aturan. 

Ratusan orang tewas, termasuk puluhan personel keamanan, dan ribuan orang lainnya ditangkap karena terlibat demonstrasi tersebut.

Presiden Iran Ebrahim Raisi bahkan menilai demonstrasi dalam beberapa bulan terakhir sebagai “kerusuhan” yang disulut oleh Amerika Serikat dan sekutunya.

Tinggalkan Balasan