Helikopter Badan SAR Nasional (Basarnas) jatuh di Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (2/7/2017).
Deputi Operasional Basarnas, Mayjen Heronimus Guru mengungkapkan, heli bertujuan untuk memberi bantuan bagi korban letusan Dieng.
“Kita menuju lokasi sekarang,” ujar Heronimus.
Menurut informasi, terdapat 4 kru helikopter dan 4 regu penyelamat di dalam helikopter tersebut.
Tim Basarnas langsung dikerahkan untuk mengevakuasi korban jatuhnya helikopter ke lokasi. Ada sekitar 30 tim yang dikerahkan.
Kawah Sileri yang berada di Kompleks Gunung Dieng di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah tiba-tiba meletus, Minggu (2/7/2017) sekitar pukul 12.00 Wib.
Letusan disertai material lahar dingin, lumpur dan asap hingga mencapai 50 meter sehingga mengenai wisatawan yang saat itu berada di sekitar Kawah Sileri.
Tipe letusan adalah freatik yaitu letusan gas atau embusan asap dan material yang dipicu oleh tekanan gas yang berada di bawah permukaan.
Berdasarkan laporan sementara dari BPBD Banjarnegara, saat terjadi letusan terdapat 17 orang pengunjung atau wisatawan.
Empat orang menderita luka-luka dan dirawat di Puskesmas I Batur. Tidak ada korban jiwa meninggal dunia.
Badan SAR Nasional (Basarnas) Jawa Tengah memastikan helikopter milik Basarnas Jateng yang terbang dari Semarang ke arah Pegunungan Dieng, Jateng, untuk membantu evakuasi korban letusan Kawah Sileri, Pegunungan Dieng jatuh. Kesembilan orang yang berada dalam heli tersebut dipastikan tewas.
Antara melaporkan, berdasarkan informasi, untuk menuju Dieng heli jenis Dauphin berwarna oranye tersebut seharusnya memakan waktu sekitar 15 menit.
Namun menurut Kepala Basarnas Marsekal Muda TNI Muhammad Syaugi pada menit ke-12 saat heli berada pada ketinggian 7.000 kaki, mengalami benturan akibat cuaca buruk.
Sebelumnya dilaporkan bahwa lima jenazah korban telah dievakuasi ke RS Bhayangkara Semarang dari RSUD Temangguang.
Jenazah yang telah diidentifikasi pada Senin (2/7) malam adalah jenazah dua anggota Basarnas bernama Catur Edi Sulistyo asal Wonogiri dan Budi Restiyanto asal Semarang dan satu lagi yang diduga adalah Kapten Laut Haryanto.
Namun informasi terakhir menyebutkan bahwa seluruh penumpang dikabarkan tewas, yakni empat penumpang adalah anggota Basarnas Jateng dan lima lainnya adalah kru dari TNI.
Selain Catur Edi Sulsityo dan Budi Restiyanto keempat anggota Basarnas adalah Muhammad Afandi, Nyoto Purwanto.
Sedangkan kelima kru dari TNI selain Kapten Laut Haryanto, adalah Kapten Laut Solichin, Serka MPU Hari Marsono, Peltu LPU Budi Santoso, dan KLD Yoga Febriyanto.
Kabiddokes Polda Jateng, Kombes Dr Didit Setyobudi menjelaskan, pemindahan seluruh jenazah korban heli yang jatuh menuju RS Bhayangkara Semarang karena fasilitas RSUD Temanggung kurang memungkinkan untuk menggelar proses identifikasi lanjutan.
“Kondisinya seperti apa saya belum mengetahui secara pasti. Yang jelas untuk proses identifikasi DVI kami membawanya ke RS Bhayangkara Semarang,” katanya.
Sementara terkait bencana letusan Kawah Sileri, Pegunungan Dieng yang terjadi pada Minggu siang dikabarkan 12 orang wisatawan yang berjarak 20 meter dari letusan mengalami luka ringan.
Menurut Badang Geologi Kementerian ESDM para korban diduga tidak bersedia mengikuti rekomendasi untuk tidak mendekati bibir kawah di bawah 100 meter.
Sebelum letusan pada Minggu siang, terjadi letusan freatik pada 30 April 2017 berupa satu kali semburan lumpur dengan ketinggian 10 meter dengan jarak lontaran kurang dari satu meter dari bibir kawah berketebalan 1-2mm.