Inggris Temukan Penyakit Kulit Ditularkan Kucing ke Manusia

Jakarta, KabarBerita.id — untuk pertama kalinya, penyakit kulit blister langka yang ditularkan oleh kucing telah terdeteksi di Inggris.

Hingga saat ini kasus infeksi langka yang ditularkan kucing ini belum pernah terjadi di luar Amerika Selatan. Kemudian apa yang jadi penyebab peristiwa ini?

Dikutip Daily Mail, tiga orang Inggris yang terpapar penyakit kulit blister langka tersebut mengalami infeksi jamur, luka, hingga muncul bisul di area tangan, pergelangan tangan, dan lengan mereka.

Ketiga orang yang terpapar termasuk seorang ibu berusia 63 tahun yang berasal dari Brasil Tenggara dan telah tinggal di Inggris selama 3 tahun, putri dari ibu tersebut yang berusia 30 tahun, dan seorang dokter hewan.

Kepala kesehatan pemerintah setempat mengklaim ketiga orang itu tertular infeksi jamur dari seekor kucing yang telah diselamatkan dari Brasil, tempat jamur tersebut menyebar luas.

Ketiganya dinyatakan positif Sporotrichosis brasiliensis, infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur Sporothrix schenckii.

Kucing yang menjadi “pelaku” atas kasus ini merupakan kucing domestik jantan berambut panjang yang berusia 9 tahun, yang telah diselamatkan oleh ibu dan putrinya dari Brasil Tenggara. Mereka membawa kucing dengan infeksi jamur itu ke Inggris bersama saat mereka pindah.

Sang ibu pergi ke dokter setelah mengalami luka di tangannya selama tiga minggu dan juga kelenjar getah bening yang membengkak. Ia juga hendak memeriksa goresan yang didapatkannya saat memberi makan si kucing.

Putrinya yang juga terinfeksi menderita bisul di jari tengahnya yang tidak kunjung sembuh. Bisul tersebut timbul selama delapan minggu setelah dirinya tercakar oleh kucing tersebut.

Keduanya pun kemudian dirujuk oleh dokter umum ke klinik penyakit menular setempat dan diberi itrakonazol selama enam bulan. Itrakonazol merupakan obat yang digunakan untuk mengobati infeksi jamur.

Seorang anak yang juga tinggal bersama dengan mereka dilaporkan tidak terinfeksi karena tidak pernah dicakar atau digigit oleh kucing itu.

Kasus ketiga yang dilaporkan adalah seorang dokter hewan yang telah tercakar oleh kucing itu saat memeriksanya pada satu pertemuan. Empat minggu kemudian, ia mengalami bisul di jari tengahnya dan lesi yang menyebar ke lengannya.

Sporotrichosis, umumnya disebarkan melalui gigitan atau cakaran dari kucing yang terinfeksi. Hingga kini, belum ada kasus penularan dari manusia ke manusia yang tercatat.

Gejala awal biasanya berupa benjolan kecil berwarna merah muda, merah atau ungu yang tidak nyeri. Benjolan ini biasanya muncul di jari, tangan atau lengan tempat jamur pertama kali masuk melalui luka di kulit, seperti goresan atau gigitan.

Benjolan atau nodul terbuka kemudian berkembang, yang mulai terlihat seperti borok. Benjolan-benjolan ini biasanya sangat lambat untuk sembuh.

Meski jarang, namun orang yang terinfeksi kemungkinan juga dapat terkena pneumonia jika spora jamur terhirup, menyebabkan gejala seperti sesak napas, batuk, dan demam.

Infeksi dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh, termasuk tulang dan persendian serta sistem saraf pusat sehingga menyebabkan nyeri sendi, sakit kepala, dan kejang. Kondisi ini disebut dengan Sporotrichosis diseminata.

Dikarenakan sebagian besar kasus Sporotrichosis hanya melibatkan kulit atau jaringan di bawah kulit, CDC mengatakan sebagian besar kasus diobati dengan obat antijamur resep selama beberapa bulan.

Jika infeksi parah dan memengaruhi bagian lain dari tubuh, dokter akan memberikan obat intravena. Orang dengan Sporotrichosis di paru-paru mungkin memerlukan pembedahan untuk mengangkat jaringan yang rusak.

Tinggalkan Balasan