London, KabarBerita.id — Inggris mengakui ulama perempuan Indonesia memainkan peranan kunci dalam membangun perdamaian dan kesejahteraan masyarakat, bahkan dalam sejarah Indonesia perempuan Muslim mempunyai peranan penting baik dalam memimpin perjuangan melawan penjajah maupun memimpin kerajaan di Nusantara.
Hal itu terungkap dalam Seminar RISING Women Ulama: Women Leadership for Peace, Prosperity and Pluralism yang digelar Centre for Trust Peace and Social Relations (CTPSR), Universitas Coventry bertempat di Gedung Parlemen Inggris/House of Lords, London, Kamis.
Fungsi Politik KBRI London Gita Loka Murti kepada Antara London, Jumat, mengatakan seminar diadakan Lembaga Rising Global Forum, menghadirkan sejumlah ulama dan tokoh Indonesia seperti Badriyah Fayumi Munji, Dwi Rubiyanti Kholifah, Profesor Azyumardi Azra, Faqiuddin Abdul Kodir, dan Kamala Chandrakirana. Selain kelima ulama dan tokoh Indonesia, juga ada Profesor Nishi Mitra vom Berg dari Tata Institute of Social Sciences (TISS), India.
Direktur eksekutif CTPSR Profesor Mike Hardy menyatakan seminar merupakan bagian dari RISING Women Event dan sarana berbagi pengalaman mengenai peran perempuan dalam membangun perdamaian di masyarakat yang plural.
Contoh utama yang dikedepankan adalah kasus Indonesia di mana perempuan dan ulama perempuan telah memainkan peranan kunci dalam membangun perdamaian dan kesejahteraan masyarakat, ujar Profesor Mike Hardy.
Pada seminar yang dihadiri sejumlah akademisi, anggota parlemen, NGO, pakar, dan tokoh keagamaan di Inggris, keenam pembicara pada intinya membahas peran ulama perempuan dalam membangun perdamaian dan kesejahteraan masyarakat.