Ibu Pembunuh Shinzo Abe, Anggota Gereja Sekte Kristen di Jepang

Jakarta, KabarBerita.id– Ibu dari tersangka pelaku penembakan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Tetsuya Yamagami, adalah anggota dari Gereja Unifikasi, sekte Kristen di Jepang.

Dilansir Reuters, informasi ini disampaikan oleh Presiden Federasi Keluarga untuk Perdamaian Dunia dan Unifikasi cabang Jepang atau dikenal sebagai Gereja Unifikasi, Tomihiro Tanaka, Senin (11/7).

Menurut keterangan Tanaka, ibu Tetsuya Yamagami bergabung dalam organisasi gereja pada akhir 1990-an. Yamagami merupakan pelaku penembakan Abe yang ditangkap pada Jumat (8/7).

Tanaka menyampaikan ibu Yamagami menghadiri acara gereja sebulan sekali, tetapi ia terakhir datang pada dua bulan lalu.

Tanaka mengklaim keduanya bukanlah anggota organisasi itu ketika membahas hubungan Abe dan Yamagami. Abe juga bukanlah penasihat gereja.

Tanaka menyampaikan Abe sempat memberikan pesan video dalam organisasi yang berafiliasi dengan gereja itu. Tanaka juga mengakui kakek Abe, Nobusuke Kishi, berhubungan dengan organisasi tersebut.

Membahas donasi yang diberikan ke gereja, Tanaka menyampaikan anggota organisasi lah yang menentukan donasi seperti apa dan bagaimana yang ingin mereka berikan.

Tanaka juga membantah organisasi gereja memaksa anggotanya untuk membayar iuran tertentu. Namun, Tanaka menolak mengomentari donasi yang diberikan oleh ibu Yamagami.

The Asahi Shimbun melaporkan Yamagami mengaku kepada penyelidik bahwa ia memiliki dendam terhadap Abe. Yamagami percaya Abe memiliki hubungan dengan organisasi keagamaan yang ia benci.

“Saya ingin menargetkan pejabat tinggi organisasi itu, tetapi sulit. Jadi saya menargetkan Abe karena saya percaya dia terlibat [dengan organisasi itu]. Saya ingin membunuhnya,” ujarnya lagi.

Pembunuh Abe Akui Kesal dengan Organisasi Agama Bikin Ibunya Bangkrut

Namun, masih tak jelas apakah Gereja Unifikasi ini merupakan organisasi yang ‘dibenci’ oleh Yamagami.

Sementara itu, Yamagami menembak Abe menggunakan senjata api rakitan. Yamagami merupakan mantan anggota Angkatan Laut Jepang dan belajar merakit senjata api dari badan tersebut.

Tinggalkan Balasan