Gus Rouf Qusyairi, Ketum FormasNU (Forum Masyarakat Santri Nusantara)
Jakarta, KabarBerita.id — Di bulan kemerdekaan tahun 2023, Anies Baswedan melakukan silaturahim ke beberapa pesantren di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Setiap kunjungan memiliki cerita menarik, baik saat di Jawa Timur maupun di Jawa Tengah. Salah satu cerita menarik saat kunjungan adalah munculnya ungakapan “Wes Wayahe Santri Jadi Presiden” saat bersilaturahim ke Pondok Pesantren Islam At-Tauhid Sidoresmo, Surabaya, Jawa Timur.
Ungkapan yang menarik dari kalangan pesantren ini, merujuk kepada figur Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang merupakan sosok Kiai atau ulama yang pernah menjabat sebagai seorang Presiden RI 2000-2001. Dalam kalangan pesantren, khususnya di Jawa Timur dan Jawa Tengah, kini mulai muncul dan terus berkembang harapan, aspirasi, atau himmah agar dalam Pilpres 2024 nanti, ada sosok santri yang menjadi Presiden RI, setelah empat periode Presiden berasal dari kalangan non pesantren.
Selain munculnya istilah “Wes Wayahe Santri Jadi Presiden”, ada peristiwa menarik lainnya dalam kunjungan ke ponpes Sidoresmo. Di pesantren ini, Anies didaulat oleh para kiai dan ulama yang hadir yang berasal dari para kiai Nahdlatul Ulama di Jawa Timur, untuk menyampaikan gagasan sekaligus meminta masukan dari para kiai dan ulama yang hadir.
Hubungan Anies dan para kiai dan ulama memang terkenal baik dan hangat. Anies sendiri dari dulu memang terkenal santun dan hormat dengan para kiai dan ulama. Hal ini tak lepas dari latar belakang pendidikan Anies yang pernah belajar di pondok pesantren. Saat remaja, Anies Baswedan pernah belajar di Pondok Pesantren Pabelan, Mungkid, Magelang. Anies, sangat paham dengan tradisi santri yang sangat menghormati atau ta’dhim terhadap kiai dan ulama.
Tak heran Anies juga dengan khidmat mendengarkan masukan para kiai dan ulama saat bersilaturahmi ke pesantren. Salah satunya saat bersilaturahmi ke Ponpes Sidoresmo, Anies mencatat masukan dari para kiai. Salah satunya adalah menjaga kesehatan masyarakat. Kesehatan yang dimaksud bukan sekadar sehat secara fisik. Ada tiga kesehatan yang harus diperhatikan yaitu sehat badan, hati, dan kantong (keuangan).
Meminta masukan dan nasehat kepada para kiai dan ulama sudah menjadi tradisi yang dibangun oleh Anies Baswedan sejak lama. Anies selalu mendengar masukan dari para kiai dan ulama. Di sisi lain, Anies juga selalu menyampaikan gagasan dan buah pikirannya dalam menyiapkan masa depan yang lebih baik bagi rakyat Indonesia.
Dalam memenuhi kesehatan fisik rakyat Indonesia misalnya, Anies Baswedan telah membuktikannya saat memimpin DKI Jakarta. Di masa kepemimpinan Anies Baswedan, 100 persen warga Jakarta terlindungi kesehatannya dengan adanya layanan BPJS. Di masa sebelum Anies Baswedan, jumlah warga yang terlindungi BPJS baru mencapai 73 persen.
Meminta masukan dan nasehat kepada para kiai dan ulama dengan cara yang santun kepada kiai dan ulama dilakukan Anies di manapun dia berkunjung. Baik di pondok pesantren maupun kediaman mereka. Tak hanya berkunjung ke tempat para kiai dan ulama, Anies juga sering menerima kunjungan mereka. Sudah berderet nama kiai dan ulama yang bersilaturahmi ke kediaman Anies Baswedan. Sama dengan saat Anies bersilaturahmi ke kediaman kiai dan ulama, saat Anies menerima kunjungan pun selalu terjadi dialog yang hangat. Anies tetap bersahaja dan santun saat berbincang dengan para kiai dan ulama. Dalam kunjungan ini, para ulama dan habaib juga mengungkapkan dukungannya kepada Anies Baswedan.
Menurut KH Djakfar Shodik, salah seorang ulama yang hadir mengungkapkan alasan ulama dan habaib mendukung Anies. “Karena Pak Anies ini adalah seorang santri,” kata KH Djakfar. Selain itu, menurut KH Djakfar, Anies telah memiliki empat karakter dan sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. “Pak Anies sidiq, amanat, tabligh dan fatonah.”
Melihat hubungan Anies Baswedan yang sangat baik dan takzim kepada para kiai, ulama, dan habaib, tak salah memang bila istilah “Santri Menjadi Presiden” disematkan kepada Anies Baswedan. Sebagai seorang santri, tentu saja dia juga mendapat dukungan dari para gurunya, yaitu para kiai, ulama, dan habaib untuk menjadi Presiden RI pada 2024 nanti.