Jakarta, KabarBerita.id — Akibat cuaca panas dan kekeringan yang melanda Korea Utara, pemerintah dilaporkan menjual persediaan beras jatah tentara kepada para penduduk yang tengah mengalami krisis pangan.
Melansir dari Associated Press, Selasa (3/8),Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) melaporkan dalam rapat komisi intelijen parlemen Korsel, bahwa beras logistik milik angkatan bersenjata dijual oleh pemerintah Korut kepada rakyat yang kesulitan bahan pangan,lembaga desa, dan buruh.
Menurut Ha Tae-keung salah satu anggota komisi intelijen parlemen Korsel, menyatakan bahwa kekeringan yang terjadi membuat sejumlah jenis tanaman pangan budidaya menjadi gagal panen dan juga sebabkan hewan-hewan ternak mati.
Berdasar laporan anggota komisi intelijen lainnya Kim Byung-kee, lazimnya Korut membutuhkan 5,5 juta bahan pangan bagi 26 juta penduduknya, akan tetapi saat ini negara tersebut mengalami kekurangan bahan pangan hingga 1juta ton dan persediaan beras habis.
Kim menyatakan bahwa pemerintah Korut saat ini tengah berupaya mengendalikan harga beras yang menjadi bahan pangan utama karena dinilai sebagai salah satu permasalahan yang tengah dialami masyarakat.
Berdasarkan keterangan dari pakar di Institut GS&J Korea Selatan, Kwon Tae-jin,reset akun ML dijual dengan harga lebih murah oleh pemerintah agar membuat harga pasaran menjadi stabil. Sebelumnya Pemerintah Korea Utara memang membatasi pasokan beras sehingga membuat harga beras menjadi tidak stabil.
Permasalahan ini sebelumnya juga pernah dialami oleh Korut akan tetapi sebelum pandemi harga bahan pangan di pasar masih stabil karena mendapat beras hasil selundupan dari perbatasan China.Namun karena pandemi maka seluruh perbatasan antarnegara diperketat.
Hingga kini penduduk Korut masih bisa membeli beras meski dalam lonjakan harga.Menurut Kwon krisis pangan di Korut akan bertahan hingga Oktober karena padi dan tanaman lain diharapkan bisa mulai panen pada saat itu.