Jakarta, KabarBerita.id — Gaya hidup rebahan yang seringkali diikuti oleh banyak orang, terutama di akhir pekan tanpa aktivitas fisik, dapat berpotensi memicu penyakit serius, seperti kanker pankreas. Penyakit ini, yang dulunya dikenal sebagai ancaman bagi lansia, kini semakin mengintai generasi muda. Dokter spesialis penyakit dalam, Ari Fachrial Syam, memberikan peringatan terhadap risiko kanker pankreas yang meningkat pada kaum muda yang menjalani gaya hidup sedentary.
Ari Fachrial Syam, Guru Besar di Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengungkapkan bahwa gaya hidup sedentary atau kaum rebahan, terutama yang diikuti oleh anak muda, dapat meningkatkan risiko kanker pankreas. Dalam konferensi pers Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dia mencatat bahwa pasien kanker pankreas bukan lagi hanya dominasi lansia, tetapi juga ditemukan pada usia awal 30-an.
Ari menjelaskan bahwa gaya hidup sedentary, disertai dengan kebiasaan tidak sehat seperti mengonsumsi daging merah berlemak, merokok, dan minum alkohol, dapat menyebabkan obesitas dan berpotensi merusak kesehatan pankreas. Pankreas memiliki peran penting dalam sistem pencernaan dan produksi hormon insulin, sehingga jika terpapar beban ekstra dari pola makan tidak sehat, dapat berakibat serius.
“Dengan makanan tinggi lemak, organ tubuh bekerja ekstra. Ini dapat menyebabkan masalah, seperti radang, polip, dan pada akhirnya, kanker,” ungkapnya.
Peringatan dari Ari Fachrial Syam menekankan pentingnya menghindari gaya hidup sedentary dan kebiasaan makan tidak sehat sebagai upaya pencegahan risiko kanker pankreas, terutama pada generasi muda. Kesadaran akan dampak negatif gaya hidup tertentu dapat membantu masyarakat menjaga kesehatan pankreas dan mengurangi potensi terkena penyakit yang berpotensi fatal.