Jakarta, KabarBerita.id — Penyakit kencing tikus atau yang dikenal dengan sebutan leptospirosis sedang mewabah di Indonesia. Bahkan korban jiwa terus bermunculan.
Ada sebanyak 249 orang yang ter infeksi penyakit ini dan sembilan orang diantaranya meninggal dunia. Kemudian apa sebenarnya penyakit kencing tikus atau leptospirosis ini?
Penyakit kencing tikus sering muncul di musim hujan. Wabah ini muncul karena bakteri leptospira yang sering mengendap di kencing tikus. Tapi bukan hanya di kencing manis namun bakteri itu juga bersarang di darah hewan yang terinfeksi.
Bakteri tersebut dapat menginfeksi manusia. Biasanya penularan terjadi karena ada kontak antar manusia dengan bakteri yang telah mencemari tanah, air atau makanan.
Ketika musim hujan pada hari ini dapat bebas mengkontaminasi air. Terutama pada daerah rawan banjir atau genangan. Tentunya ada harus berhati hati karena tikus dapat kencing di mana saja dan menyebabkan kontaminasi bakteri leptospira yang cukup tinggi.
Pada hewan terutama tikus penyakit ini tidak menimbulkan gejala. Namun ketika manusia yang terinfeksi akan muncul beberapa gejala.
Pada Fase akut gejala yang muncul umumnya ringan dan akan terjadi selama dua hingga 14 hari setelah ter infeksi.
Berjalanannya diantar lain seperti demam, mata merah, sakit kepala, panas dingin, nyeri otot, sakit perut, mual, diare, mata menguning hingga ruam.
Fase ini akan berlanjut pada fase lanjutan dengan gejala yang makin memburuk, yakni seperti batuk darah, nyeri dada, sulit bernapas, kulit atau mata lebih menguning, feses berwarna hitam, urine berdarah, intensitas buang air kecil menurun dan bintik-bintik merah pada kulit.
Itulah penjelasan terkait penyakit kencing tikus yang kerap muncul di musim hujan.