Berita  

Harga Ayam dan Telur yang tak kunjung Turun Lagi

Ilustrasi/ayam

Jakarta, KabarBerita.id — Ayam dan telur merupakan sumber protein hewani yang baik bagi tubuh. Masyarakat pun banyak yang mengkonsumsinya, terlebih harga panganan kedua komoditas tersebut terjangkau.

Namun, sebulan terakhir masyarakat dikejutkan dengan lonjakan harga telur dan ayam yang tajam. Tak hanya pembeli, keluhan pun datang dari pedagang.

Hingga pekan terakhir pada bulan Juli ini, harga ayam per kilogram (kg) masih jauh di atas harga pasaran atau normal, yakni Rp 36.975 per kilogram (kg).

Pedagang ayam di Pasar Mencos Setiabudi, Jakarta Selatan, Murni (38), membanderol ayam yang dijual di kisaran Rp 45 ribu-Rp 48 ribu per kg. “Naik turun, turun cuma dua hari, sehabis itu naik lagi. Baru tiga harian lalu, sekarang harga ayam jadi Rp 48 ribu,” tutur Murni.

Kenaikan tak hanya pada daging ayam, harga telur ikut terkerek. Yuli (27), pedagang di Pasar Mencos kini menjual telur Rp 25 ribu per kg. Harga ini dinilai masih tinggi meski sudah turun dibandingkan pekan sebelumnya. Agen lain, Nur (30), mematok harga telor Rp 26 ribu per kg.

“Memang sempat Rp 30 ribu kan pas Lebaran, sekarang sudah turun. Tapi ini juga sebenarnya masih terbilang tinggi. Normalnya kan Rp 22 ribu per kg,” kata Yuli.

Lonjakan harga ini sontak menuai respons. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai pemerintah telah gagal mengendalikan harga telur dan ayam yang kini terus melambung di atas harga normal.

Sekretaris YLKI Agus Suyatno mengaku khawatir dengan harga telur dan ayam yang terlampau tinggi. Sebab keduanya merupakan sumber gizi utama bagi masyarakat golongan menengah ke bawah.

“Kenaikan harga ini jadi kegagalan pemerintah dalam mengontrol ketersediaan pangan. Masyarakat khawatir, sebab telur dan daging ayam selama ini jadi sumber gizi masyarakat menengah ke bawah,” ungkap dia saat berbincang dengan Liputan6.com.

YLKI menyarankan pemerintah melacak keterjangkauan kedua komoditas itu di tengah masyarakat. Kasus ini juga harus segera dijadikan sebagai bahan evaluasi pemerintah. Jika hal ini terus dibiarkan, ia mengaku takut dampaknya akan melebar ke berbagai produk olahan lain.

“Telur dan ayam ini kan tidak hanya untuk konsumsi, tapi juga jadi bahan dasar produk olahan lain. Kenaikan harga ini otomatis bakal mempengaruhi produk-produk dan kegiatan usaha lain seperti pembuatan kue,” urai dia.

Tinggalkan Balasan