Jombang, KabarBerita.id — Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, KH Sholahudin Wahid, menduga ada pihak yang ingin mengadu domba terkait dengan kasus penyerangan tempat ibadah di sejumlah daerah.
“Saya melihat ada pihak ketiga mengadu domba, benar tidaknya saya tidak tahu, mudah-mudahan tidak berlanjut,” katanya di Jombang, Sabtu.
Ia prihatin dengan kasus penyerangan tempat ibadah dan penyerangan pemuka agama yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Kasus itu misalnya yang terjadi di Gereja Santo Lidwina, Bedog, Trihanggo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (11/2) dan pengeroyokan terhadap Ustadz Abdul Basit oleh belasan remaja di Jalan Syahdan, Palmerah, Jakarta Barat, Minggu (11/2).
Di Jatim, kasus terjadi di Tuban dan Probolinggo, dimana tempat ibadah dirusak orang tidak bertanggung jawab. Bukan hanya tempat ibadah, polisi juga menjadi sasaran ancaman kejahatan orang tidak dikenal.
Menurut dia, kejadian seperti itu pernah terjadi misalnya di 1948 ataupun di 1965. Sejumlah ulama dan tempat ibadah menjadi korban.
Dirinya juga optimistis polisi sigap menangani beragam kasus tersebut dengan baik. Masyarakat juga diimbau untuk siaga dan segera melapor ke aparat terkait jika mengetahui hal yang mencurigakan terjadi di sekitarnya.
“Saya yakin polisi akan tangani ini dengan baik. Sebagai masyarakat jika melihat tanda mencurigakan lapor ke polisi,” kata pria yang akrab disapa Gus Sholah itu.