Berita  

Guru di Barut Kurang Aktif Mengajar Karena Tak Mendapat Tunjangan

Muara Teweh, Kabarberita.id – Guru di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah yang kurang aktif mengajar karena tidak memperoleh tunjangan sertifikasi sehubungan hanya lulusan SLTA.

“Guru kompentensinya tidak sesuai yaitu kualifikasi pendidikan hanya lulusan SLTA, sehingga menyebabkan kecemburuan dengan guru-guru yang memperoleh tunjangan sertifikasi yang berdampak kurang aktifnya yang bersangkutan mengajar,” kata Kadis Pendidikan Barito Utara Masdulhaq usai melakukan sidak di sejumlah sekolah di Muara Teweh, Sabtu.

Menurut Masdulhaq, kegiatan sidak ini dilakukan di sejumlah sekolah Kecamatan Teweh Tengah yakni Kelurahan Lanjas ada tiga SDN dan Kelurahan Melayu sebanyak 5 SDN dan 2 SMPN.

Sidak ini, kata dia, dilaksanakan dengan tujuan untuk mengevaluasi tingkat kedisiplinan para tenaga pendidik baik selaku PNS maupun Non PNS, khususnya tingkat keaktifan dan kedisiplinan mengajar, mengingat berdasarkan kalender pendidikan Kabupaten Barut seluruh sekolah sudah mulai aktif kembali pada 3 Januari 2019 untuk semester II tahun ajaran 2018/2019.

“Dari sembilan sekolah dasar di dalam kota yang disidak pada umumnya rata rata 95 persen guru telah masuk kerja dan mengajar,” katanya didampingi Kabid Pembinaan Dasar Ardian, Kabid PAUD dan Pendidikan Non Formal Abdul Wahib serta pejabat Disdik setempat lainnya.

Masdulhaq menjelaskan, dalam sidak itu pihaknya selain menemukan guru kurang aktif mengajar, juga ada beberapa guru yang tidak masuk dikarenakan sakit bahkan ada yang sakit parah karena stroke dan ada yang terserang kanker masa stadium 3 pada salah satu sekolah SD.

Disamping itu juga ditemukan salah satu SDN yang ruangan kepala sekolahnya menjadi satu dengan kantor, perpustakaan dan ruang UKS sekolah, hal ini dikarenakan keterbatasan bangunan ruangan sesuai peruntukannya.

“Untuk sekolah SMP pada umumnya tenaga guru juga aktif hanya saja absensi mereka tidak diisi/tidak diparaf, setelah kami konfirmasi absensi belum dibuat karena yang bersangkutan masih ijin, sehingga guru hadir mengajar tapi tidak mengisi absensi, itulah terkadang yang menyebabkan keterlambatan pengamprahan gaji, tunjangan daerah dan tunjangan sertifikasi guru,” jelas dia.

Dia mengatakan saat melaksanakan sidak juga di jumpai sekolah yang sedang melaksanakan pengarahan mengenai penyaluran zakat penghasilan pegawai PT PLN ranting Muara Teweh yang disampaikan oleh perwakilan karyawan PLN Iskandar berupa uang sebesar Rp300.000 per orang siswa dengan jumlah siswa miskin berjumlah 20 orang, sehingga berjumlah Rp6 juta.

“Pada umumnya yang mendapat bantuan zakat tersebut siswa miskin dan berasal dari anak-anak panti asuhan yang sekolah di SD tersebut. Saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada karyawan PLN ranting Muara Teweh atas kepeduliannya terhadap dunia pendidikan dasar,” kata Masdulhaq.

Pada kesempatan itu Masdulhaq memberikan arahan kepada setiap kepala sekolah agar menekankan pada saat setiap apel hari senin kepada para guru untuk mengisi absen terlebih dahulu sebelum masuk ruangan untuk mengajar di kelas masing masing. Dan bagi guru yg tidak aktif agar diberlakukan hukuman disiplin sesuai tahapan dan tingkatannya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin pegawai, yaitu hukuman disiplin ringan, sedang dan berat.

“Dengan adanya sidak ini saya berharap dapat meningkatkan disiplin para guru baik PNS maupun Non PNS, dengan demikian diharapkan mutu pendidikan akan semakin baik pula,” ujar Masduhaq.

Tinggalkan Balasan