Jakarta, KabarBerita.id — Belakangan ini nama salah satu pulau di Pasifik yakni Mururoa tengah menjadi sorotan lantaran Google Maps dikabarkan menyensor tampilan Pulau Polinesia Prancis tersebut dari citra satelit.
Alasan mengapa sebagian besar pulau tersebut disensor masih belum jelas akan tetapi beberapa pihak memiliki dugaan bahwa hal itu terkait dengan sejarah dari pulau terpencil tersebut.
Pulau morowa ialah pulau yang terdiri dari terumbu karang yang muncul ke permukaan laut. Karena sejarahnya Pulau Mururoa sering dijuluki dengan Pulau Nuklir.
Yang mana melansir dari berbagai sumber di antara tahun 1966 hingga 1996, di wilayah Mururoa dan beberapa pulau sekitarnya digunakan Prancis untuk melakukan uji coba nuklir sebanyak 181 kali. Yang mana dari ujicoba tersebut ledakannya hingga 200 kali lebih kuat dari bom atom yang terjadi di perang dunia II.
Sejak tahun 1962, Prancis menetapkan Mururoa sebagai lokasi tes uji senjata nuklir dan membangun sejumlah instalasi militer di sana.
Banyak negara mengajukan protes dari uji coba nuklir yang dilakukan di pulau Mururoa. Dari penelitian yang dilakukan oleh pemerhati lingkungan Greenpeace, uji coba nuklir yang berlangsung selama kurang lebih 30 tahun tersebut memicu radiasi hingga 12 milirems.
Perairan di sekitar Pulau bahkan hingga Peru dan Selandia dilaporkan telah tercemar akibat ujicoba tersebut.
Pihak Perancis sendiri pun sebenarnya telah melarang manusia untuk berkunjung ke pulau tersebut. Kemudian telah diputuskan Presiden Perancis Jacques Chirac meminta penghentian uji coba nuklir tersebut dan memerintahkan untuk membongkar segala fasilitas pengujian di pulau Mururoa. Namun demi masalah keamanan pulau tersebut masih dijaga oleh pasukan Perancis.
Terdapat laporan di tahun 2012 yang menyatakan bahwa hanya tersisa 11 sensor dari 20 sistem monitoring yang benar-benar bekerja dan terpasang di pulau tersebut. Hal tersebut menjadikan munculnya prediksi bahwa Pulau mururoa akan runtuh tanpa peringatan dari sistem pemantauan.