Berita  

GNPF akan Gelar Ijtima Ulama Demi Ganti Presiden

Jakarta, KabarBerita.id —Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama menggelar ijtima (pertemuan) ulama dan tokoh nasional.
Acara tersebut digelar di Hotel Peninsula, Slipi, Jakarta Barat, 27-28 Juli. Hasil dari ijtima ini akan menjadi dasar Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang terlibat dalam Koalisi Keumatan untuk mengusulkan cawapres pendamping capres Prabowo Subianto.
Ijtima digelar dengan tujuan untuk mencari solusi dari persoalan yang dihadapi bangsa saat ini. Termasuk mencari sosok pemimpin yang bisa membawa perubahan Indonesia lebih baik.
Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak mengatakan, ijtima ulama ini sebagai alat untuk memuluskan hashtag ganti presiden 2019 alias #GantiPresiden2019.
“Ijtima ini memberikan ruang sebesar-besarnya kepada ulama dalam membahas masalah NKRI menyiapkan calon pemimpin. Melalui hashtag ganti presiden, ijtima ini kami gelar,” kata Yusuf dalam jumpa pers di Hotel Peninsula, Jumat (27/7) siang. Ijtima itu sendiri akan dibuka secara resmi pukul 19.30 WIB.
Yusuf melanjutkan, nantinya dalam acara tersebut dihadiri oleh lima ketum parpol yaitu Ketum PAN, Ketum Gerindra, Ketum PKS, Ketum PBB, dan Ketum Berkarya. Selain itu,dia menyebut ijtima juga akan turut dihadiri oleh Ustaz Abdul Somad, Ustaz Arifin Ilham, dan Ustaz Tengku Zulkarnain.
“Ijtima adalah acara puncak dari ulama yang diwakili oleh seluruh ulama GNPF. 5 partai adalah Gerindra, PAN, PKS, PBB, dan Berkarya untuk membentuk koalisi kebangsaan dan keumatan untuk membentuk koalisi,” ujar Yusuf.
“Ustaz Tengku Zulkarnain, Abdul Somad, sudah telepon. Semua konfirm hadir, (ulama) malah sebagian sudah ada yang hadir,” tambahnya.
Lebih lanjut, Yusuf menjelaskan, ijtima ini juga bertujuan agar ulama tidak hanya menjadi endorsment politik di tiap ajang pemilu. Padahal, ulama adalah salah satu elemen yang berperan penting dalam proses kemerdekaan bangsa Indonesia.
“Selama ini ulama hanya jadi stempel, tokoh nasional dan ulama tidak pernah dilibatkan dalam pemerintahan. Insyaallah jika tokoh nasional yang direkomendasikan menang, bisa melibatkan peran ulama dan tokoh nasional dalam kabinet pemerintahan mendatang,” ujar Yusuf. 

Tinggalkan Balasan