Gertak Arab Saudi, Houthi Ancam Luncurkan Serangan Lebih Dahsyat

Jakarta, KabarBerita.id — Pemberontak Houthi Yaman mengaku siap melakukan serangan lebih dahsyat, setelah menyerang kilang minyak Arab Saudi dan lokasi militer dengan menggunakan 18 drone berisi proyektil.
Juru bicara militer Houthi Yahya Sarea mengatakan kelompok itu menargetkan fasilitas raksasa minyak negara Saudi Aramco di Ras al-Tanura, Rabigh, Yanbu dan Jazan. Dia juga menyebut menargetkan pangkalan militer Raja Abdelaziz di Dammam dan situs militer di Najran dan Asir.

“Kami siap melakukan serangan militer yang lebih kuat dan lebih keras di periode mendatang,” katanya di Twitter.

Aramco hanya mengatakan akan memberi tanggapan secepatnya ketika dihubungi oleh Reuters pada Jumat (26/3).

Kementerian energi Saudi mengatakan insiden itu terjadi pada Kamis (25/3) pukul 21.00 waktu Saudi. Pada hari itu sebuah proyektil telah menghantam stasiun distribusi produk minyak bumi di Jazan yang menyebabkan tangki terbakar. Sejauh ini tidak ada korban jiwa.

Menurut laporan serangan semacam itu menargetkan instalasi vital semacam pasokan energi global.

Sementara, kementerian pertahanan Saudi Turki al-Maliki menyatakan pemerintah akan mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi ekspor minyak.

“Serangan ini mengkonfirmasi penolakan milisi Houthi terhadap semua upaya politik untuk mengakhiri krisis,” katanya, dalam sebuah pernyataan.

Houthi telah meningkatkan serangan drone dan rudal terhadap Saudi dalam beberapa pekan terakhir.

Di sisi lain, Saudi mendapat tekanan dari Amerika Serikat untuk mengakhiri perang.

Pemberontak Houthi terus mendorong pengangkatan penuh blokade laut dan udara di wilayah yang dikendalikan kelompok tersebut.

Selain meningkatkan serangan drone dan rudal di Arab Saudi, mereka menekan serangan darat untuk merebut wilayah Marib yang kaya gas di Yaman.

Utusan khusus Amerika Serikat untuk Yaman, Tim Lenderking dijadwalkan melakukan perjalanan ke wilayah itu untuk mendesak rencana gencatan senjata pada hari Kamis. Departemen Luar Negeri AS menambahkan Tim akan bertemu dengan para pemimpin Houthi.

Perang antara Houthi dan Saudi telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan krisis kemanusiaan terbesar di dunia d mana jutaan orang menghadapi kelaparan.

Houthi, yang diketahui mendukung Iran menyangkal tuduhan Saudi bahwa mereka adalah boneka Teheran. Mereka mengaku memerangi sistem yang korup dan agresi asing.

Tinggalkan Balasan