Jakarta, KabarBerita.id — Gelandang Everton, Abdoulaye Doucoure mengaku tidak pernah bermasalah dengan performa di pertandingan ketika menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan.
Doucoure merupakan pemain berdarah Mali yang lahir di Prancis. Datang dari keluarga muslim yang taat, Doucoure mengaku sudah menjalani puasa sejak masih kecil.
“Saya selalu cinta Ramadan. Terkadang bermain sepak bola bisa menyulitkan, karena Ramadan di musim panas atau saat pra-musim,” ujar Doucoure dikutip dari Daily Mail.
Doucoure sudah berkarier di Liga Inggris sejak 2016 bersama Watford dan Everton mulai 2020. Gelandang 30 tahun itu mengaku selalu menjalani puasa saat Ramadan tiba. Doucoure tidak pernah menghadapi kesulitan dalam bermain ketika berpuasa.
“Tapi saya selalu beruntung bisa memjalani ibadah puasa, dan saya tidak pernah mengalami masalah dengan kondisi fisik. Saya bersyukur akan hal itu. Saya sangat paham dengan tubuh saya. Saya melakukan sarapan [sahur] yang bagus, yang membantu saya melewati hari,” ucap Doucoure.
“Saya puasa setiap hari, tidak pernah ketinggalan satu hari pun. Ini sudah menjadi hal yang normal dan mudah bagi saya. Saya sudah mulai puasa saat masih 12 atau 13 tahun, sekarang saya sudah 30 tahun,” sambungnya.
Doucoure menyebut Premier League merupakan liga top Eropa terbaik bagi pemain muslim. Hal itu yang dirasakan Doucoure setelah juga merasakan karier di Spanyol dan Prancis.
Itu sebabnya Doucoure merasa betah bermain di Inggris, karena tetap bisa menjalani perintah agama dengan bebas di Premier League.
“Agama merupakan hal paling penting dalam hidup saya. Saya mengutamakan agama, kemudian pekerjaan. Saya bisa melakukan beriringan dan saya senang dengan hal itu,” ucap Doucoure.
“Dalam sepak bola dan kehidupan, Anda akan merasakan rasa sakit dan kecewa. Sepak bola selalu naik dan turun. Kadang Anda tidak bermain, cedera, tapi keyakinan saya membantu saya melewati hal itu. Saya bersyukur kepada Tuhan karena memberi saya kekuatan ini,” kata Doucoure.