JAKARTA, Kabarberita.id – PDI Perjuangan yang merupakan partai pengusung Emil Dardak sebagai Bupati Trenggalek dua tahun lalu menyatakan menghormati pilihan Emil untuk maju menjadi calon wakil gubernur Jawa Timur bersama Khofifah Indar Parawansa.
“Setiap warga negara memiliki hak konstitusional utk memilih dan dipilih. Pilihan Emil Dardak sah-sah saja. Sebagai seorang yang lama berpendidikan Barat wajar jika memandang proses kepemimpinan sebagai proses loncatan karir sebagai hak individu sebagaimana diagungkan di Barat,” kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, biarkan masyarakat Trenggalek dan Jawa Timur sendiri yang bisa menilai keputusan Emil tersebut. Hasto mengatakan, menjadi Bupati Trenggalek memang tidak mudah.
“Ketika kami mendukung pencalonan Emil Dardak, kami melihat bahwa yang bersangkutan punya semangat untuk membangun Kabupaten Trenggalek yang dikenal penuh tantangan untuk memajukan daerah yang memiliki problem sebagai daerah tertinggal dan terisolir. Saat itu kami menghargai semangat anak muda yang ingin membangun kampung halamannya,” ujar Hasto.
Karena semangat membangun Trenggalek itulah, PDI Perjuangan bersama koalisi partai bertekad mengusung Emil. Bahkan pasangan Emil, yakni Wakil Bupati Nur Arifin merupakan wakil dari PDI Perjuangan.
“Persoalan kemudian, dia berubah dan memilih untuk mencalonkan diri. Sekarang kami serahkan sepenuhnya kepada masyarakat Trenggalek. Biarkan rakyat yang menilai, sebab rakyatlah berdaulat di dalam memilih pemimpin,” ujar Hasto pula.
PDI Perjuangan yang sejak awal mengusung Gus Ipul dan Abdullah Azwar Anas, menurutnya, karena bagian dari kesadaran sejarah dan kultural untuk bersama NU berkomitmen menampilkan kontestasi gagasan terbaik untuk masa depan Jawa Timur.
“Gus Ipul sangat berpengalaman luas, dan Azwar Anas penuh daya terobosan. Keduanya merupakan kombinasi kepemimpinan yang menarik dan saling melengkapi. Keduanya mengedepankan pembangunan berbasis kebudayaan dan kerakyatan sesuai dengan jiwa masyarakat Jawa Timur yang dikenal sangat patriotis untuk bangsa dan negara,” katanya lagi.
Dengan muncul pasangan baru itu, Hasto memperkirakan Pilkada Jawa Timur semakin menarik. “Berkompetisi dengan Partai Demokrat yang memberikan dukungan kepada Khofifah dan Emil memberikan seni tersendiri dalam strategi,” kata dia.
Minta maaf kepada Rakyat Trenggalek
Sementara, Doding Rahmadi Ketua DPC PDI Perjuangan Trenggalek mengatakan telah berupaya maksimal untuk menjaga keutuhan pasangan Bupati Emil Dardak-Wakil Bupati Mochamad Nur Arifin. Harmoni pemimpin ini pula yang diinginkan rakyat Trenggalek. Dan, sejauh ini hubungan PDIP dengan Bupati Emil Dardak juga berlangsung baik. Dia juga tercatat memegang Kartu Tanda Anggota (KTA) partai kami.
“ Kalau kemudian Emil Dardak berubah dan mengambil pilihan politik berbeda, dengan maju dalam Pilkada Jawa Timur 2018, maka keputusan itu di luar kuasa kami. PDIP tidak pernah diajak bicara, PDIP juga tidak bisa mencegah. Kami pada sikap, mengikhlaskan Emil Dardak yang memilih jalannya sendiri,”katanya.
Sebenarnya, menurut Doding, bagi rakyat Trenggalek, pasangan Bupati Emil Dardak dan Wakil Bupati Mochamad Nur Arifin telah menerbitkan harapan baru. Keduanya adalah pasangan anak muda, yang terdidik, dan punya komitmen untuk membenahi situasi Trenggalek, dengan segenap ketertinggalan, kemiskinan, dan keterbelakangan yang terjadi selama ini.
“Rakyat Trenggalek berharap perubahan, pembenahan, dan perbaikan. Pada pundak keduanya, warga berharap Trenggalek bisa lebih maju dan lebih baik. Itulah mandat yang diberikan, warga Trenggalek memang membutuhkan banyak intervensi kebijakan dari pemerintah. Ini belum termasuk pembenahan infrastruktur, perbaikan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan, yang menantang kerja keras bagi dua pemimpin muda itu,”jelasnya.
Trenggalek, menurut Doding, juga menantang ketekunan dan kesabaran dari kedua pemimpinnya untuk menyelesaikan mandat jabatan, mewujudkan janji-janji kampanye, sekaligus mengubah keadaan menjadi lebih baik.
“Kami menduga, bisa jadi Trenggalek tidak membuat betah Bupati Emil Dardak, karena itu tidak tertantang untuk membenahinya. Sehingga di tengah jalan Emil Dardak berubah haluan dan mengambil pilihan politik berbeda dari mandat yang diterimanya. Bukankah Pilkada Jawa Timur menjadi tangga untuk kenaikan karier pemerintahan? Itu dugaan kami. Semoga tidak benar,”paparnya lagi.
Untuk itu, dia mengatakan sebagai Parpol yang ikut mengusung dalam Pilkada 2015, PDIP meminta maaf kepada rakyat Trenggalek
“PDIP meminta maaf kepada rakyat Trenggalek jika pilihan politik Bupati Emil telah mencederai mandat-mandat yang diberikan, ketika rakyat ramai-ramai memilih di bilik suara,”tukasnya.