Berita  

Elite Pro Academy, Jalan Terang Lahirkan Bintang Timnas Baru

JAKARTA, KabarBerita.id — Apa yang kurang dari sepakbola Indonesia? Tentu saja banyak jawabannya. Namun, salah satu hal yang patut disorot adalah bagaimana pemantauan bakat dan pengembangan data pemain muda di Tanah Air.

Untungnya, dua tahun terakhir PSSI sudah mendorong program Elite Pro Academy, yang membuat klub harus giat menjaring bakat-bakat muda untuk mereka olah dan tampil di kompetisi berjenjang.

Meski baru diwajibkan untuk klub Liga 1, namun dari dua tahun berjalan, sudah banyak bakat muda yang lahir, dan tentunya menambah bank data federasi terkait pemain muda untuk timnas usia junior.

Elite Pro Academy ada sejak 2018, namun baru disempurnakan menjadi tiga jenjang, yakni U-16, U-18, dan U-20, pada 2019. Ini merupakan jalan terbaik menuju event besar skala junior, seperti Piala Dunia U-20, atau Olimpiade 2024.

“Kita berharap dukungan dari semua pihak terutama para pelatih para pemain agar program PSSI, terutama Elite Pro Academy ini terus berkelanjutan,” ucap Ratu Tisha, sekretaris jenderal PSSI, terkait kompetisi ini.

Bisa dibayangkan ke mana anak-anak seperi kembar Bagus Kahfi dan Bagas Kaffa, Sutan Zico, Beckham Nugraha, jika tak ada kompetisi usia muda seperti Elite Pro Academy. Bermain di tim senior? Bukan pilihan terbaik.

“Akhirnya anak-anak muda ini punya tempat berkompetisi, bisa latihan rutin, dapat pelatih yang berkualitas. Mereka dapat ilmu yang bisa kita harapkan ke depannya. Saya yakin inilah titik perubahan sepakbola Indonesia,” kata Eddy Harto, pelatih kiper dan eks timnas Indonesia, dikutip Indosport.

“Semua data masuk dalam IT PSSI. Otomatis di tahun-tahun berikutnya bisa terdeteksi. Ini bagus. Jangan seperti dulu. Beberapa pemain sudah melewati usia sebenarnya. Kelihatannya di junior menang-menang, tapi saat masuk senior habis,” bebernya.

Elite Pro Academy bukan hanya mencetak generasi baru, tapi juga menjaga generasi tersebut. Klub tak akan sembarang melepas aset muda mereka jika benar-benar pemain tersebut bermain baik di jenjang Elite Pro Academy.

Irfan Jauhari, penyerang Bali United, kini sudah dipromosikan ke tim senior, dan bahkan mendapat panggilan timnas Indonesia. Ada pun Barito Putera yang menaikkan status Bagus dan Bagas dari Elite Pro Academy, bersama Muhamad Firli dan Sendy Abelia Tacchinardi.

Tahun 2020 ini, klub Liga 2 sebenarnya sudah diminta untuk memiliki tim U-18. Namun, adanya tim baru artinya adanya pengeluaran baru, dan hal itu bukan sesuatu yang mudah untuk dipenuhi klub LIga 2, karena berkaitan dengan biaya.

Titik cerah lain dari Elite Pro Academy adalah membuka peluang untuk generasi baru di bidang pelatih, wasit, bahkan hingga pengawas pertandingan. Kini, setidaknya tinggal menunggu bagaimana sistem ini dijalankan lebih sempurna, dan lebih baik, untuk regenerasi yang terus-menerus ada. 

Tinggalkan Balasan