Eks Sandera di Irak, Sarankan Pilot Susi Air Ambil Simpati OPM

Jakarta, KabarBerita.id — Jurnalis Australia yang pernah disandera di Irak, John Martinkus, menyarankan pilot Susi Air, Philip Mehrtens, bisa mengambil simpati kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menyanderanya.

Martinkus berbagi cerita saat dirinya menjadi sandera kelompok bersenjata di Irak. Cerita itu muncul di tengah penyanderaan pilot Susi Air Philip Mehrtens oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) sejak 7 Februari.

Martinkus berbagi pengalaman saat ia disandera milisi Sunni Irak dan perwira militer di luar hotel Baghdad pada 2004.

Secara naluri Martinkus sadar harus menenangkan para penculik. Dengan bantuan, penerjemah ia berusaha mencari titik temu.

Ia berempati ke kelompok milisi itu. Saat disandera, Martinkus juga banyak membahas soal dampak pendudukan Amerika Serikat di Irak. Termasuk penangkapan acak dan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan pasukan AS.

Martinkus juga menyadari pemerintah Australia tak akan membayar uang tebusan untuk pembebasan dirinya begitu pula media tempat dia bekerja.

“Saya langsung mengatakan kepada mereka bahwa tidak ada yang akan membayar Anda untuk ini,” kata Martinkus kepada penyandera , seperti dikutip Stuff, Minggu (26/2).

Ia kemudian berujar, “Dan secara politis jika itu tak berhasil, Anda sebaiknya membiarkan saya pergi. Dan mereka melakukannya.”

Martinkus lalu membahas soal Mehrtens. Ia yakin pilot Susi Air itu melakukan semuanya dengan benar agar dibebaskan.

Melihat rekaman dan foto yang beredar, Martinkus menilai Mehrtens sudah mengetahui motif para penculik.

Rekaman yang ia maksud saat Mehrtens menyampaikan kemerdekaan Papua Barat.

Jurnalis Australia itu meyakini menunjukkan semacam hubungan atau empati dengan penyebab penyanderaan membuat Mehrtens tak akan diperlakukan buruk.

Ia juga menduga Mehrtens akan dibebaskan dengan aman. Namun, Martinkus mengkhawatirkan reaksi tentara Indonesia.

Mehrtens menjadi sorotan usai disandera OPM. Sejauh ini, Indonesia sudah mengetahui titik koordinat pilot Susi Air itu. Namun, aparat belum melakukan tindakan pembebasan karena Selandia Baru meminta tak ada kekerasan saat operasi pembebasan warganya.

RI dan Selandia Baru juga sudah mengirim tim perwakilan ke Timika untuk memantau operasi pembebasan.

Tinggalkan Balasan