Jakarta, KabarBerita.id — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI melalui Direktorat Bina Ketahanan Remaja melakukan sosialisasi pencegahan stunting dari hulu bersama mitra kerja di Kec. Pademangan, Jakarta Barat pada Senin (17/04/2023).
Charles Honoris Anggota Komisi IX DPR RI yang merupakan mitra Kerja dari BKKBN RI yang di wakilkan oleh Tenaga Ahli yaitu Edria Hotmaida menyampaikan pesan dari Bapak Charles Honoris, “Stunting merupakan permasalahan yang sangat penting dan harus ditangani serius oleh seluruh elemen dan bukan hanya masyarakat saja melainkan stakeholder terkait juga harus fokus dan secara total untuk menyelesaikan permasalahan stunting.”
“Stunting juga merupakan program nasional karena menyangkut generasi kedepan, maka dari itu perlu adanya koordinasi dan kerja sama dari semua pihak, karna stunting bukan hanya permasalahan Negara, tapi permsalahan semua warga Indonesia” katanya.
Menurutnya, anak muda lebih banyak mendengarkan dan menyerap pembicaraan teman sebayanya dibandingkan nasihat orang tuanya.
“Maka dari itu dalam acara sosialisasi pencegahan stunting dari hulu bersama mitra kerja ini untuk mendukung program kepala BKKBN RI maka saya sekaligus melantik Duta GenRe Provinsi DKI Jakarta,” ujarnya.
Hendri Novtrizal Perwakilan Dinas PPAPP DKI Jakarta menyampaikan, Sosialisasi dilakukan agar penurunan angka stunting dapat dicapai sesuai dengan yang ditargetkan.
“Pencegahan stunting bisa dilakukan melalui tiga pendekatan yakni pendampingan pada remaja sebelum menikah, pendampingan ketika sedang hamil, dan pendampingan saat bayi lahir hingga menginjak usia dua tahun,” ujar Hendri Novtrizal.
Subchan Kepala Suku Dinas PPAPP Kota Adm. Jakarta Barat menyampaikan bahwa warga harus segera memahami tentang gejala stunting agar bisa mencapai angka penurunan stunting seperti yang diinginkan oleh presiden Joko Widodo.
Beliau menjelaskan bahwa 1.000 hari pertama kehidupan merupakan periode kritis sekaligus periode emas.
Yakni dimulai sejak dalam kandungan sampai anak usia dua tahun. “Selama periode tersebut terjadi pertumbuhan pesat organ-organ tubuh dan otak membutuhkan asupan zat gizi yang cukup dan berkualitas,” jelasnya.
Bila janin kekurangan gizi dalam kandungan dan berlanjut pada usia selanjutnya maka akan terjadi gangguan pertumbuhan organ-organ tubuh janin. Akibatnya, ukuran organ lebih kecil, anak lebih pendek, kecerdasan anak terganggu.
“Saat dewasa anak berisiko mengalami penyakit kronis seperti jantung, diabetes melitus, hipertensi dan lain-lain,” tuturnya.
Terakhir Ibu Apri selaku Analis Kebijakan Ahli Madya BKKBN Pusat menjelaskan, capaian penurunan stunting yang semula 17,4 persen berdasarkan SSGI pada 2021 turun menjadi 14 persen pada 2022.
“2023 ini memiliki target berada di bawah angka 14 persen yang kami gagas melalui pembentukan Duta GenRe Kelurahan dan Program Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting,” katanya.