JAKARTA, Kabarberita.id – Murni Fatmawati, pengurus Komunitas Senam Ria Monas, mendatangi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (1/11/2017). Murni mengatakan, komunitas ini rutin menggelar senam bersama di Monas sejak 40 tahun lalu.
Namun, sejak era mantan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, Murni harus membayar retribusi Rp 1,5 juta per bulan untuk empat kali senam. Berikut ini adalah percakapan antara Anies dan Murni.
Murni: Saya benar Pak sudah enggak kuat Pak sudah enggak sanggup Pak. Saya mesti bayar Rp 1,5 juta setiap habis bulan. Hari ini saya bayar.
Anies: Mulai kapan?
Murni: Sudah 15 bulan yang lalu. Saya debat Ahok pun, saya berantem segala macem.
Anies: Dulunya gratis?
Murni: Sori Pak, sebelum era si Pak Jokowi itu di Monas cuma kami berdua. Jadi sudah 40 tahun, Pak.
Anies: Komunitas senam di Monas?
Murni: Komunitas senam di Monas, Pak. Jadi, saya sudah 19 tahun. Era Pak Jokowi, wah, Monas berantakan, semua masuk. Era Pak Sabdo bikin lagi senam. Jadi, di Monas ada lima titik senam sekarang. Pak Sabdo Pak, UPT Monas, sekarang Pak Munjirin, ya. Jadi, Monas itu sudah kacau.
Termasuk kami dikatakan untuk menarik saweran segala macam. Padahal, perjuangan kami dari dulu. Sekarang lagi musim masyarakat gerakan hidup sehat.
Padahal, kami sudah mulai 40 tahun lalu. Bahkan, gubernurnya Pak Ali Sadikin, Sutiyoso, kami diapresiasi, Pak. Bahkan, tiga bulan sekali kami diberi uang kerohiman. Mohon maaf saya jadi buka kartu, ya. Kami disebutnya pahlawan tanpa tanda jasa di bidang olahraga.
Anies: Terus selama berapa bulan terakhir bayar?
Murni: Saya 15 bulan Pak, mulai September Pak Ahok masih di Rumah Lembang.
Anies: Yang dibayar berapa?
Murni: Rp 1,5 juta per empat kali datang ke Monas.
Anies: Bayar ke siapa?
Murni: Ke retribusi lantai 18.
Anies: Oke boleh, begini jadi sekarang sedang menyusun pergub mengenai pemanfaatan Monas. Aturan lengkapnya, nanti salah satunya.
Murni: Saya sih enggak mau tahu, Pak. Kan, ada lima titik senam. Saya enggak mau tahu dia mau bayar mau enggak, yang penting kami, perjuangan kami, karena kami sudah ada izin. Kami semua didata di gubernur dulu.
Anies: Katanya olahraga, katanya teman warga? milik kita semua?
Murni: Bukan, saya takutnya gara-gara titik-titik yang ada di Monas itu kami kena dampak, Pak.
Anies: Iya nanti kami atur.
Murni: Terima kasih, ya, Pak. Jangan lama-lama, ya, Pak, kabarnya.
Seusai bertemu Anies, Murni menceritakan pertemuannya dengan Ahok dulu. Ahok dulu menolak menggratiskan kawasan Monas untuk mereka. Sebab, komunitas mereka memungut uang dari peserta.
“Pak Ahok kesimpulannya dia sendiri, nih, katanya setiap area milik Pemda yang berhubungan dengan penarikan saweran dari masyarakat harus bayar sewa,” kata Murni.
Padahal, kata Murni, uang tersebut digunakan untuk biaya operasional, seperti menyewa instruktur dan membeli minuman. (Sumber: Kompas.com)