Mataram, KabarBerita.id — Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Dr Zulkieflimansyah mulai memperlihatkan hasil dari program unggulan Pemerintah Provinsi NTB: industrialisasi.
Zulkieflimansyah menekankan industrialiasi adalah penguatan fondasi perekonomian NTB, agar minat berinvestasi di NTB bertumbuh.
Indistrialiasi bukan sekadar pembangunan pabrik atau permesinan yang canggih dan tampak hebat, tetapi sebagai PROSES untuk membuat ekonomi yang maju dan modern.
Zulkieflimansyah menyebut industrialisasi NTB bukan serumit industrialisasi besar dengan hadirnya industri, pabrik-pabrik besar. Industrialisasi NTB menekankan pada proses. Proses pada peningkatan nilai tambah pada produk-produk asli NTB.
“Kita dulu jual sayur kelor sekarang itu diubah jadi Teh Kelor. Dari Teh Kelor, karena akumulasi pengalaman, peningkatan kemampuan teknologi dan lainnya kini bukan hanya bisa memproduksi teh kelor tapi bisa juga kopi kelor, sabun kelor, pasta gigi kelor dan banyak lagi yang lainnya,” terangnya.
Gubernur Zulkieflimansyah juga mencontohkan jika dulu yang dijual jagung mentah maka industrialisasi mengolah jadi jus jagung yang dikalengkan. Dulu petani hanya jual cabai dan tomat, maka dengan industrialisasi ada pengolahan sambas, saus dan dikalengkan.
Dulu NTB punya sate rembiga dan ayam taliwang. Lewat industrialisasi sate rembiga dan ayam taliwang bisa dikemas dan dikalengkan.
Gubernur Zul mengatakan, proses industrialisasi di atas terlihat mudah tetapi sejatinya rumit, prosesnya lama dan pembelajarannya penuh pengorbanan. “Jangan mengira merubah Sayur kelor jadi Teh Kelor itu gampang. Butuh pengalaman, pengorbanan dan penderitaan puluhan tahun baru jadi teh kelor!” tegasnya.
Tugas pemerintah, ujar Zul, adalah memfasilitasi, membantu, memberi insentif, melindungi, membuat aturan main, melatih dan lainnya. Aktor utama dari industrialisasi ini tetap industri, perusahaan, swasta dan UMKM.
“Industrialisasi kita adalah industrialisasi yang memberdayakan. Sehingga UMKM kita, petani-petanni kita, nelayan dan peternak kita satu saat bisa tersenyum dan sejahtera,” ungkap dia.
Gubernur mengungkapkan, industrialisasi NTB adalah sebuah proses besar untuk menyadarkan dan membangunkan dari tidur panjang yang melenakan. “Bahwa selama ini kita hanya memperkaya yang sudah kaya, dan petani, nelayan dan peternak kita bekerja membanting tulang untuk mereka yang kaya,” papar dia.
Mulai Berbuah
Program industrialisasi NTB mulai menyemai benih dan berbuah. Kondisi pandemi Covid-19 justru ‘memaksa’ UMKM NTB mempercepat proses ini.
Pemerintah Provinsi NTB memberikan political will dengan memberikan kepercayaan besar UMKM NTB untuk memenuhi semua kebutuhan pada awal-awal Pandemi Covid-19.
Pemprov NTB memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan tenaga medis selama pandemi dengan barang-barang produksi NTB.
Ia menceritakan, bantuan sosial yang diberikan ke masyarakat saat awal Pandemi berupa beras, gula, garam, sabun, hand sanitizer, masker dan Alat Pelindung Diri (APD) semuanya adalah produk NTB.
“Ada 5.000 UKM yang bisa terlibat. Memang secara kualitas masih tertinggal dan secara harga masih lebih tinggi. Tapi kita berikan penjelasan ke aparat hukum, BPK dan BPKP bahwa ada cost of learning disana bagi UMKM NTB,” ujar dia.
Terbukti, setelah produk didistribusikan melalui BUMDes dan masyarakat, ada masukan perbaikan terkait produk dari masyarakat yang mengggunakan.
“Pemerintah ambil produk lalu distribusi baru ada feedback dari konsumen sehingga ada pembelajaran. Alhamdulillah sekarang 5.000 UMKM ini sudah sesuai SNI. Mudah-mudahan ke depan produk NTB bisa kompetitif di pasar nasional bahkan global,” ujar dia.
Produk-produk industrialisasi NTB bukan hanya memproduksi produk-prodyk seperti masker, ikan asin dan kue tapi juga produk berteknologi tinggi seperti cold storage dan motor listrik buatan asli NTB. Anak-anak SMK NTB juga berhasil membuat Dolis listrik, kendaraan tradisional yang kini ramah lingkungan.
Industri pengolahan kelor sudah berdiri di Kota Mataram. Menunggu selanjutnya dibangun di Dompu. Industri pengolahan limbah medis sudah berjalan di Sekotong, Lombok Barat. Industri pakan ternah beroperasi di Banyumulek, Lombok Barat. Ada juga pengolahan rumput laut di Serewe, Lombok Timur.
Teranyar HEPATIKA NTB dan UNRAM telah berhasil memproduksi Rapid Anti Gen untuk mengidentifikasi seseorang terkena Covid-19 atau tidak.
Salah satu dukungan Pemprov NTB adalah pembuatan NTB Mall, yakni situs jual beli Online (E-Commerce) produk-produk UMKM asli unggulan Nusa Tenggara Barat. NTB Mall secara resmi diluncurkan pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 2020.
NTB Mall hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (NTB) dalam bentuk website, aplikasi Android dan IOS, serta Offline Store. Para pelaku UMKM tidak semuanya bisa dimasukkan ke NTB Mall tapi harus melalui seleksi, salah satunya harus asli produk NTB.
“Semua langkah yang tidak mudah dan penuh pengorbanan itu harus dimulai dan semua langkah besar selalu dimulai dari langkah pertama,” ujarnya.