Jakarta — BKKBN kembali menggelar Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana bersama mitra kerja di Provinsi DKI Jakarta tepatnya di GOR Kecamatan Pasar Minggu.
Hadir dalam kegiatan ini Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Dr Kurniasih Mufidayati, Direktur Kerjasama Pendidikan Kependudukan BKKBN Dr. Edi Setiawan, S.Si., M.Sc., MSE, Kepala Bidang PPKB Dinas PPAPP Prov DKI Jakarta Ferlina Kirtiasih dan Kasudin PPAPP Jakarta Selatan Drs Faktur Rochim MSi.
Kurniasih dalam paparannya mengapresiasi penurunan angka stunting di DKI Jakarta yang mencapai 14,8 persen pada 2022. Prevalensi ini adalah yang terendah dalam tujuh tahun terakhir.
“Kita apresiasi penurunan stunting di DKI Jakarta dan yang terendah ada di Jakarta Selatan. Ini tentu bukan hanya harus dipertahankan tapi harus terus diturunkan lebih kecil lagi. Sebab dengan prevalensi sekarang artinya ada 14 dari 100 balita di DKI Jakarta menderita stunting,” papar Kurniasih.
Sebab itu, Kurniasih mendoroang agar kerjasama antara pemerintah, masyarakat, kelompok usaha termasuk tokoh agama untuk mendorong penurunan angka stunting di Indonesia khususnya di DKI Jakarta.
“Dalam agama juga jelas, perintahnya kita tidak boleh meninggalkan generasi yang lemah setelah kita. Maka kita jangan meninggalkan generasi stunting sebab itu tanggung jawab kita,” sebut Kurniasih.
Edi menambahkan, menyatakan stunting terkait erat dengan masalah kurang gizi.
“Stunting pada anak merupakan dampak dari defisiensi nutrisi selama seribu hari pertama kehidupan. Hal ini menimbulkan gangguan perkembangan fisik anak yang irreversible, sehingga menyebabkan penurunan performa kerja,” kata Edi.
“Anak stunting memiliki rerata skor Intelligence Quotient (IQ) sebelas poin lebih rendah dibandingkan rerata skor IQ pada anak normal. Gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi, bila tidak mendapatkan intervensi sejak dini, akan berlanjut hingga dewasa,” lanjutnya.
Stunting bukan hanya bisa terjadi pada anak dari keluarga kurang mampu. Ada pula kasus stunting dalam keluarga yang berkecukupan ekonomi, karena orang tuanya kurang memerhatikan asupan nutrisi anak.