Berita  

DPR: Satu Abad Deklarasi Belfour, Palestina Belum Merdeka

Jakarta, KabarBerita.id – Wakil Ketua Badan Kerjasama Antarparlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Rofi Munawar menyesalkan sikap Pemerintah Inggris yang berencana menggelar perayaan 100 tahun deklarasi Belfour. Selain itu dirinya juga mengecam pernyataan Menteri Luar Negeri Inggris Borish Johnson yang merasa berbangga hati karena Inggris telah ikut serta membentuk Negara Zionis Israel.

“Deklarasi Belfour sejatinya merupakan pintu bencana yang paling besar dalam sejarah umat manusia karena telah membuka penderitaan berkepanjangan bagi warga palestina hingga satu abad lamanya. Mereka tertindas, terbunuh dan terusir dari tanah airnya sendiri,” ucap Wakil Ketua BKSAP DPR RI Rofi Munawar dalam pernyataan sikap yang disampaikan kepada media pada hari Kamis (2/11) di Jakarta.

Legislator asal Jawa Timur ini meminta Pemerintah Indonesia melayangkan nota keberatan terhadap rencana perayaan tersebut kepada Pemerintah Inggris. Jika itu jadi dilakukan maka sesungguhnya telah melanggar prinsip kemanusiaan dan kehilangan empati terhadap penderitaan Palestina selama ini.

“Alih-alih meminta maaf atas kebijakan buruk yang telah dilakukan dimasa lalu. Ironisnya Pemerintah Inggris merayakan satu abad tersebut bersama pemimpin Benjamin Netanyahu dalam sebuah pesta yang cukup meriah. Sungguh sangat diluar akal, nalar sehat dan jauh dari menjungjung nilai-nilai kemanusiaan,” sesal Rofi.

Dalam kesempatan itu juga Rofi mengingatkan komunitas internasional pada umumnya dan Negara-negara berpenduduk muslim khususnya bahwa penjajahan yang dilakukan oleh Negara Israel sejak deklarasi Balfour telah menelan jutaan korban jiwa warga Palestina.

Malah, tidak terhitung kerugian material yang diderita dan warga Palestina terenggut kebebasannya karena masih terkungkung dalam tembok pemisah dan sesak di dalam penjara. Atas dasar itu sudah sepantasnya perjuangan kemerdekaan dan Kedaulatan atas Palestina wajib segera diwujudkan.

“Sudah sepantasnya kita malu, karena hingga hari ini Palestina masih belum bisa bernapas secara leluasa di negerinya sendiri. Satu abad ini menjadi bukti bahwa sebagian besar Negara Islam masih tidak berdaya melepaskan Palestina dari cengkraman Israel,” paparnya.

Tinggalkan Balasan