Jakarta, KabarBerita.id — Satu kilang minyak di ibu kota Riyadh, Arab Saudi, Terbakar setelah jadi sasaran serangan drone. Namun demikian kebakaran itu tidak menimbulkan gangguan suplai minyak.
Kementerian energi Arab Saudi kepada media badan bersedih mengatakan serangan tersebut tidak menyebabkan korban luka atau meninggal dan tidak juga membawa dampak terhadap suplai minyak dan produk lainnya. Ia mengatakan tanpa menyalahkan kelompok Houthi secara gamblang.
Akan tetapi pada tersebut mengatakan serangan kilang minyak tersebut merupakan aksi sabotase dan terorisme.
Ini bukan kali pertama sau di dan negara sekutunya menghadapi ancaman fasilitas umum. Fasilitas umum di negara koalisi sedih sering menjadi sasaran serangan dari kelompok Houthi di Yaman.
Pada beberapa bulan yang lalu sebanyak tiga orang tewas karena ledakan truk tangki bahan bakar di Uni Emirat Arab. Ledakan tersebut disebut juga merupakan ulah kelompok Houthi.
Meskipun telah berupaya menjaga jarak dari konflik dengan kelompok Houthi, namun Saudi masih sering menjadi sasaran mereka.
Meski telah berupaya menjaga jarak dari konflik dengan kelompok Houthi, UEA masih kerap menjadi sasaran mereka.
Sejak tahun 2019 diketahui Uni Emirat Arab telah berhenti mengirimkan pasukannya ke Yaman namun masih memberikan dukungan logistik terhadap pasukan koalisi saudi di Yaman.
Sementara itu konflik yang Terjalin antara kelompok Houthi dan koalisi dari Saudi sudah berlangsung sejak lama.
Tahun 2014 ketika perang sipil pecah diaman pemberontak Houthi berhasil mengambil ibukota sanaa. Setelah itu perang ini berubah dari yang tadinya hanya melawan pemerintah resmi Yaman pimpinan presiden Mansour Hadi menjadi konflik regional.
Kemudian koalisi militer pimpinan saksi memutuskan melakukan intervensi di wilayah tersebut pada tahun 2015. Sejak saat itu negara Arab Saudi mendukung pemerintah Yaman sementara negara Iran mendukung kelompok Houthi.