Dipanggil soal Kasus Abu Janda, Tengku Zul Minta Jadwal Ulang

Jakarta, KabarBerita.id — Penceramah Tengku Zulkarnain disebutkan tidak akan menghadiri pemeriksaan terkait pengakuan pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda dalam kicauan ‘Islam agama Arogan’ di Gedung Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri pada Rabu (3/2).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigadir Jenderal Rusdi Hartono menuturkan bahwa Tengku telah mengkonfirmasi kepada pihak kepolisian bahwa dirinya berhalangan pada hari tersebut.

“Benar (hari ini dijadwalkan pemeriksaan), Tapi yang bersangkutan memberi kabar ke penyidik tidak bisa hadir karena masih di Medan,” kata Rusdi saat dikonfirmasi, Selasa (2/2) malam.

Rusdi mengatakan bahwa penyidik bakal menjadwalkan ulang pemeriksaan terhadap Tengku Zul di lain waktu. Namun demikian, dia belum dapat menuturkan lebih lanjut terkait waktu pasti penjadwalan ulang tersebut.

“Akan dijadwalkan ulang,” katanya.

Keterangan penceramah tersebut nantinya bakal digunakan oleh penyidik untuk mengkonfirmasi sejumlah pengakuan Abu Janda dalam pemeriksaan sebelumnya, yakni pada Senin (1/2) lalu.

Dalam perkara ini, Abu Janda mengakui bahwa cuitan soal Islam Arogan itu tak ditujukan kepada umat Islam secara luas. Dia memberi konteks cuitan tersebut untuk menanggapi Ustaz Tengku Zul.

Menurutnya, cuitan tersebut ditujukan untuk menjawab pernyataan Tengku Zul yang menyinggung soal arogansi dari pihak mayoritas kepada minoritas, maupun sebaliknya.

“Jadi saya sudah jelaskan ke penyidik bahwa twit saya yang bikin ramai itu adalah twit jawaban saya kepada Ustaz Tengku Zul,” kata Abu Janda usai pemeriksaan, Senin (1/2).

“Ketika saya mengatakan arogan itu, karena saya merespons twit provokatif Teungku Zul yang mengatakan bahwa minoritas di negeri ini arogan ke mayoritas. Di situlah keluar kata arogan itu,” tambah dia lagi.

Laporan polisi terkait kasus itu diregister dengan nomor LP/B/0056/I/2021/Bareskrim tertanggal 29 Januari 2021 terkait cuitannya soal ‘Islam agama arogan’ saat berbicara tentang agama impor yang menginjak-injak kearifan lokal.

“Islam memang agama pendatang dari Arab, agama asli Indonesia itu Sunda Wiwitan, Kaharingan dll. Dan memang arogan, mengharamkan tradisi asli, ritual orang dibubarkan pake kebaya murtad, wayang kulit diharamkan. Kalau tidak mau disebut arogan, jangan injak2 kearifan lokal @awemany,” kicaunya lewat akun @permadiaktivis1, Senin (25/1).

Tinggalkan Balasan