Jakarta, KabarBerita.id — Palestina kecewa dengan sikap pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, dalam menanggapi pelanggaran yang dilakukan Israel, termasuk serangan di Kota Jenin belum lama ini.
Menurut Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki, negaranya kian tertarik untuk melirik dan berbelok ke China yang bisa memberikan harapan baru. Selain itu, Maliki menganggap AS tidak kunjung menepati janji.
“Tiga tahun telah berlalu sejak janji Presiden Biden, tetapi kami tidak melihat (hasil) apa pun selain dukungan keuangan untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dan rumah sakit di Yerusalem Timur,” ujar Maliki, seperti dilansir Anadolu.
Palestina beberapa kali juga menyebut AS berpihak pada Israel dan bersikap bias dalam kelanjutan proses perdamaian yang macet antara kedua negara.
Maliki menyebut Palestina sekarang lebih berharap kepada China. Sebab, Negeri Tirai Bambu itu mendukung keanggotaan penuh Palestina dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“China bukan cuma berupaya meningkatkan kehadiran ekonominya, tetapi juga kehadiran politiknya di Timur Tengah. Banyak negara di dunia menginginkan dukungan China, karena telah menjadi pemain global yang penting,” katanya.
“Tidak ada proses perdamaian di Timur Tengah. Jika itu terjadi di masa depan, kenapa China tidak dilibatkan bersama negara-negara lain?” imbuh Maliki.
Selain itu, Maliki juga berbicara soal upaya normalisasi antara Israel dan Arab Saudi baru-baru ini. Dia berharap Arab Saudi mempertahankan pendirian yakni solusi dua negara sebagai syarat normalisasi hubungan dengan Israel, termasuk mendukung pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
“Kami berharap Arab Saudi akan mempertahankan pendiriannya dan tidak menyerah pada tekanan apa pun. Kami ingin Arab Saudi mendengarkan kami, pemilik yang sah, dan berunding dengan kami tentang masalah ini,” kata Maliki.