Deteksi Dini Hepatitis Misterius Pada Anak, Kenali Gejalanya

Jakarta, KabarBerita.id — Wabah hepatitis misterius saat ini merebak di sejumlah negara di dunia termasuk Indonesia. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dan Ikatan Dokter Anak Indonesia kemudian mengimbau orang tua untuk melakukan deteksi dini.

Bagaimana cara deteksi dini hepatitis misterius?

Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI, Piprim Basarah Yanuarso mengatakan deteksi dini dilakukan ketika menemukan gejalahepatitis misterius pada anak.

Dikutip Antara, Gejala pada anak seperti kuning, diare, mual muntah, nyeri perut, lesu, demam tinggi, penurunan kesadaran kejang segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.

Sebelumnya Badan Kesehatan Dunia (WHO) resmi mengumumkan hepatitis akut misterius ini sebagai Kejadian Luar Biasa. Ini menyusul setelah ada lebih dari 170 kasus yang dilaporkan di 12 negara.

Hepatitis akut hingga saat ini masih belum diketahui penyebabnya. Pasien dilaporkan mengalami gejala antara lain, urin jadi berwarna gelap, feses berwarna pucat, kulit menguning dan gatal.

Di samping itu ada juga yang mengalami gejala nyeri sendi atau pegal disertai demam tinggi, mual, muntah, atau nyeri perut. Pasien pun juga kehilangan nafsu makan, lesu, diare disertai kejang.

Adapun virus penyebab hepatitis yaitu virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Namun tak ada satu pun pasien yang terinfeksi satu dari kelima virus. Justru pada beberapa pasien ditemukan terinfeksi SARS-CoV-2 dan atau Adenovirus.

Kasus hepatitis yang berawal di Jepang ini pun sudah masuk Indonesia. Dilaporkan ada tiga anak meninggal akibat hepatitis akut.

PB IDI dan IDAI mengimbau seluruh tenaga kesehatan untuk waspada.

Sementara itu IDAI mendorong masyarakat untuk tetap tenang dan hati-hati. Guna mencegah infeksi sangat disarankan untuk rajin mencuci tangan, minum air bersih dan matang, makan makanan yang bersih dan matang, membuang tinja atau popok sekali pakai pada tempatnya.

Di samping itu disarankan untuk menggunakan alat makan sendiri-sendiri apalagi jika terdapat temuan salah satu gejala. Namun protokol kesehatan Covid-19 tidak boleh sampai kendor termasuk mengenakan masker dan juga menjaga jarak.

Tinggalkan Balasan