Daniel Tjen: Vaksin Nusantara Cocok Dijadikan Booster untuk Semua Merk

Jakarta, KabarBerita.id — Vaksin Nusantara yang berbasis metode sel dendritik diklaim oleh tim Vaksin Nusantara Mayor Jenderal TNI (Purn.) Daniel Tjen cocok dipakai sebagai Booster vaksin atau vaksin dosis ketiga lainnya.

Daniel menyebut vaksin tersebut merupakan vaksin autologous yang diambil dari darah individu yang berfokus pada pembentukan kekebalan seluler sel limfosit T. Oleh karenanya menurut Daniel vaksin individu tersebut mampu untuk menyesuaikan dengan platform vaksin yang lain.

Dalam acara daring yang diselenggarakan pada Rabu (6/10), Daniel menyatakan bahwa sifat sel dendritik immunotherapy yang terdapat dalam vaksin dapat memperkuat imunitas sehingga bisa digunakan menjadi vaksin Booster bagi platform vaksin apapun sebagai dasarnya.

“Saat ini studi untuk penggabungan berbagai macam platform vaksin masih terus dilakukan oleh peneliti dunia,” terang Daniel.

Daniel juga menyatakan, dirinya memahami bahwa kini vaksin covid-19 yang sudah beredar mengalami penurunan imunitas di 6-7 bulan pasca vaksinasi tersebut diberikan, contohnya baru-baru ini dilaporkan terjadi pada ada vaksin merk Pfizer.

Oleh karenanya kini pihak tim vaksin Nusantara masih terus melakukan uji klinis fase kedua demi mengetahui daya imunogenitas dengan terus memperbaharui antigen yang digunakan dari berbagai macam varian covid-19 mulai dari Alfa hingga Delta.

Daniel menyebutkan vaksin covid-19 relatif baru karena usianya yang baru setahun lebih l, oleh karena itu belum bisa dipastikan vaksin mana yang terbaik. Untuk bisa menentukan mana yang terbaik minimal perlu waktu sekitar 5 tahun.

Sementara untuk vaksin Nusantara sendiri setelah ditetapkan melalui nota kesepahaman alias MoU pada 19 April lalu oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Kesehatan dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).

Dari MoU tersebut kemudian disepakati bahwa pengambilan darah untuk vaksin Nusantara ini bukan merupakan uji klinis untuk dimintakan izin edar oleh BPOM melainkan masih sebatas untuk kepentingan penelitian dan pelayanan.

Tinggalkan Balasan