Jakarta, KabarBerita.id — Di tiga wilayah Magwe, Sagaing dan Yangon setidaknya 12 warga sipil Myanmar tewas dibunuh pasukan junta militer dalam seminggu terakhir.
Sebelum itu, dua bersaudara di Kotapraja Taungdwingyi, Wilayah Magwe juga dibunuh oleh pasukan junta. Aksi pembunuhan tersebut dilatarbelakangi oleh hancurnya salah satu operator telekomunikasi milik militer Mytel.
Yang mana menara tersebut jadi sasaran dari kelompok anti-militer Myanmar. Aksi tersebut dilakukan setelah sebelumnya Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) menyampaikan deklarasi pada 7 September lalu untuk perang melawan junta.
Berdasar keterangan dari kelompok perlawanan junta, The Irrawady bahwa tentara Myanmar melakukan penyiksaan dan penahanan pada penduduk desa, bahkan membakar sekitar 30 rumah penduduk.
Sejak kudeta pada Februari lalu, Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik melaporkan bahwa junta telah memakan korban sedikitnya 1.080 orang dan menyandera 177 orang yang merupakan aktivis anti-rezim militer.
Kudeta tersebut dilakukan Junta lantaran mereka menganggap hasil pemilu dari kemenangan Aung San Suu Kyi ialah bentuk kecurangan.