Berita  

China Peringatkan Inggris Tak Ikut Campur Masalah Uighur

Jakarta, KabarBerita.id — Duta Besar China untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Zhang Jun memperingatkan Inggris untuk tidak ikut campur perihal urusan dalam negeri negaranya, Selasa (12/1).
Peringatan itu muncul setelah Menteri Pemerintah Inggris James Cleverly mengkritik perlakuan Beijing terhadap etnis minoritas Uighur dalam pertemuan Dewan Keamanan.

Zhang mengecam kritik tersebut yang disebutnya sebagai “serangan politik” tak berdasar setelah Cleverly menyampaikan pidato di Dewan Keamanan.

Cleverly menyampaikan dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Uighur dan minoritas lainnya di wilayah Xinjiang barat laut China.

Dilansir Reuters, dalam pertemuan tingkat menteri Dewan Keamanan yang diadakan melalui konferensi video, Cleverly mengatakan bahwa “ancaman yang ditimbulkan oleh terorisme terkadang mengharuskan negara untuk mengambil tindakan luar biasa”.

“Namun, kontra-terorisme terlalu sering digunakan untuk membenarkan pelanggaran HAM dan penindasan yang mengerikan. Kasus Uighur di Xinjiang adalah contohnys,” kata Cleverly.

“(etnis Uighur) menghadapi tindakan berat dan tidak proporsional, dengan hingga 1,8 juta orang ditahan tanpa pengadilan. Tindakan yang terdokumentasi dengan baik ini tidak sejalan dengan kewajiban China di bawah hukum HAM internasional,” ujarnya.

Sementara itu, Zhang menuturkan China telah mengambil sikap tegas terhadap terorisme dan ekstremisme. Dia menyebut tindakan Beijing “masuk akal, berdasarkan undang-undang kami, dan sejalan dengan praktik yang mapan di negara-negara di seluruh dunia”.

Zhang bahkan menuduh Inggris menerapkan standar ganda dalam perang melawan terorisme dan meminta London untuk berhenti mencampuri urusan dalam negeri China.

Kecaman tersebut juga muncul setelah London menuduh Beijing melakukan pelanggaran “barbarisme” terhadap orang Uighur.

Saat mengumumkan larangan impor dari Uighur pada Selasa pagi, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab menuduh Beijing melakukan pelanggaran “dalam skala industri” terhadap orang Uighur.

“Ini benar-benar barbarisme mengerikan yang kami harapkan akan hilang ke era lain, dalam praktik hari ini saat kita berbicara, di salah satu anggota terkemuka komunitas internasional,” ujar Raab kepada parlemen.

Raab menguraikan rencana untuk melarang perusahaan Inggris baik sengaja ataupun tidak sengaja mengambil keuntungan dari, atau berkontribusi pada pelanggaran hak terhadap orang Uighur.

Menurut para ahli, setidaknya satu juta orang Uighur telah ditahan dalam beberapa tahun terakhir di kamp pendidikan politik di wilayah besar China yang berbatasan dengan Afghanistan dan Pakistan.

Kelompok HAM internasional juga mendokumentasikan semakin banyak bukti adanya kerja paksa, sterilisasi paksa, penyiksaan, pengawasan, dan penindasan budaya Uighur.

Beijing telah menolak segala tuduhan ini. Pihaknya mengatakan mengoperasikan pusat pelatihan kejuruan untuk melawan radikalisme Islam setelah serangkaian serangan teror yang terjadi di beberapa negara dikaitkan dengan kelompok Muslim.

Hubungan antara China dengan Inggris sudah menegang akibat tindakan keras Beijing di Hong Kong, di mana Inggris memprotes tindakan tersebut.

Tinggalkan Balasan